Hai sayang. Apakah kau percaya pada sebuah kebetulan?
Seperti kebetulan saat langit-langit bocor dan kau membawa
payung?
Kebetulan seperti ketika kau bermantel tebal saat hujan
merembes masuk dari celah-celah awan?
Kebetulan.
Seperti saat aku dan kamu dipertemukan.
Seperti tidak sengaja tapi itu yang membuat kita bersama.
Entah berapa tahun lagi.
Walaupun sesungguhnya aku tidak menginginkannya dan aku
yakin kau memiliki pemikiran yang sama denganku.
***
Tapi
kali ini entah tidak sengaja atau memang rencana tuhan sudah begini. Aku dan
kamu terpaksa bertemu. Dalam satu tempat yang sama. Tapi bersama orang-orang
yang berbeda. Yang tak pernah tahu apa yang terjadi padaku dan padamu di masa
lalu. Yang hanya mengernyitkan dahi. Tak percaya jika selama itu kita sudah
saling mengenal.
Sekarang
apa yang kau lihat dariku. Berbeda. Dan apa yang kulihat darimu juga berbeda. Hy.
Sayang berapa lama kita sudah terpisah? Berapa lama kita tidak bertemu? Apa saja
yang terjadi padamu? Atau padaku? apa yang merubahmu? Atau merubahku? Percayakah
kau pada sebuah kesalahan yang akhirnya harus kunikmati selama bertahun-tahun. Yang
sama sekali aku tak bisa menghindarinya. Yang sama sekali tak bisa membuatku
terlepas.
Kau
melihatku.
Entah apa
yang kau rasakan.

Kau di
sampingku. Memandang aku yang mungkin kini sama sekali tak kau kenali. Aku beda
katamu. Tentu saja beda. Waktu telah mengambil alih ragaku dan merubah
semuanya. Lalu apa yang kau rasakan ketika melihatku seperti ini?
Bila bagiku.
Cukup hancur aku membuatmu terluka karenaku hingga kau kehilangan apa yang
seharusnya dapat kau lakukan. Entah bila bagimu. Hancurkah kau saat melihatku
seperti ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar