Saya memelihara
blog ini diam diam dari calon suami saya. Ah tidak, tak perlu diam-diam pun dia
tak pernah ingin membaca. Seperti yang saya katakana, dia tidak mengerti saya. Dan
saya tak pandai bicara. Jadi saya tuangkan semua semuanya dalam tulisan saya
yang entah akan terbaca oleh siapa.
Pagi masih
menyeringai untuk Kota Malang yang sibuk. Pikiran saya masih kemana mana. Antara
satu setengah jam lagi pekerjaan paling menyita waktu dan pikiran saya akan
dimulai. Belum dimulai dan saya berkata ini beban dan berat. Pantas saja
seharian terasa sangat lelah. Lalu souvenir pernikahan, ah tidak, kemantapan
hati saya untuk menikah 50 hari kedepan
sementara make up rias, catering dan dekorasi pengantin telah dibayar oleh
orang tua saya. Ini terlalu cepat? Dua bulan untuk berpikir saya akan
menghabiskan sisa hidup dengan orang yang sama sekal tidak mengerti saya. Ah baiklah,
ini menyebalkan. Beban pikiran saya bertambah. Saya terlihat lebih tua
belakangan. Saya kehilangan senyum saya. Tega sekali kalian merampasnya. Terimakasih.
Kali ini saya
ingin sedikit bercerita tentang kamu, teman semasa kuliah saya dulu. Berawal dari
scroll bbm dan saya menemukan kontak kamu dengan foto updatean terbaru. Kamu
tampan-baik-pintar. Bagaimana wanita tidak jatuh cinta kepadamu? Sekalipun saya.
Saya yang semasa kuliah jauh sekali dari kaum mu. Perkumpulan saya penuh dengan
anak anak nakal yang… berhasil setidaknya. Kami berhasil lulus tepat waktu
dengan IPK diatas rata-rata. Sementara teman-temanmu dipenuhi dengan kutu buku
yang jenius. Jika saya lulus di kloter kedua. Kamu lulus di kloter pertama. Kamu
sangat pandai. Seperti yang saya katakan. Sangat pandai.
Kamu.
Seseorang yang mungkin sama sekali tak mengerti atau bahkan tak menyangka jika
saya memperhatikanmu diam-diam empat tahun belakangan. Saya punya pacar semasa
kuliah tapi bukan berarti saya berhenti menaruh perhatian saya padamu. Tidak. Saya
sering melihatmu diam diam. Saya mengagumi kepandaianmu, caramu bicara yang
lembut, beda sekali dengan anak Malang pada umumnya. Saya memperhatikanmu.
Kamu
orang yang hebat. Sempat memimpin beberapa organisasi yang terkadang kamu juga
menyebalkan dalam memimpin teman-temanmu. Tapi tak masalah. Memang susah memimpin
banyak orang. Bagi saya, kamu tetap layak untuk dikagumi.
Dengarkan, suara riuh pagi dan
sedikit cerita dari penulis lara bernama Anisa,
Dengar..
Saya dengar kamu menempuh
pendidikan S2,
Kapan hari saya dengar kamu tak
bisa bersama seseorang yang kamu suka selama bertahun-tahun.
Hari yang lalu lagi saya lihat
kamu memajang foto bersama seseorang yang kamu sukai pertama kali semenjak
sekian tahun bersama.
Dia ukhty yang cantik. Jauh sekali
dengan saya.
Waktu kuliah saya dengar kamu
dalam hubungan cinta dengan sahabatmu yang itu.
Saya dengar banyak hal dan saya
tidak perduli.
Sebelum pernikahan saya
setidaknya kamu tahu,
Jika diam diam dalam empat tahun
itu saya memperhatikanmu meski tidak lekat,
Jika dari pertama kali saya
bertemu denganmu, saya sudah menyukaimu, mungkin begitu.
Dan jika saya tak pernah
sedikitpun bermimpi bersamamu karena memang kita berbeda.
Kamu terlalu jauh diatas saya.
Saya tak banyak bicara, hanya
saja. Sebelum pernikahan saya,
Setidaknya kamu tahu.
Salam dari kota Malang yang
dingin
Dari saya yang luar biasa diam
memperhatikanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar