Aku tulis ini untuk Mella.
Hai cantik,
bagaimana kabarmu? Aku dengar kau sedang mempersiapkan pernikahanmu. Semoga selalu
diberi kelancaran dan kemudahan. Semoga tak lagi diberi yang seperti cobaan
yang seperti -aku- dalam hari-hari menuju pernikahanmu juga setelahnya.
Bagaimana kebayamu?
Sudah di jahit dan di pasang payet yang cantik? Bagaimana undanganmu? Sudah di
cetak? Bagaimana catering untuk pernikahanmu? Sudah di pesan? Ah tidak. Kau tak
perlu menjawab pertanyaanku yang berkelit.
Bagaimana kekasihmu? Ini saja yang ingin kutanyakan. Yang itu.. yang
akan menikahimu. Sudah lebih setia dari sebelumnya? Kuharap memang tak akan ada
yang seperti –aku- lagi dalam hidupnya. Dalam cinta antara kamu dan dia.
Lancang sekali. Bagaimana
bisa seorang penggoda* mungkin begitu kau menyebutku. Berani menuliskan sepucuk
surat untuk Mella. Mella, iya. Dia kekasih dari laki laki yang raganya kucuri
beberapa malam bersamaku.
Kekasihmu itu
baik. Laki-laki yang sabar, entah bagaimana dia bisa melakukanya bersamaku
dulu. Bagaimana bisa dia bermain hati yang lain dibelakang kekasih hati yang
baik sepertimu. Seperti yang aku tahu, dia penikmat kopi dan segala
filosofinya. Laki-laki itu menjaga sholatnya, menjaga perkataanya, dan yang
lebih penting dia menjaga hatimu, ragamu, agar tidak tersentuh olehnya hingga
dia menyentuh raga dan hati lain untuk bercumbu.

Mella, hidupku disini terlalu sepi. Hatiku berhamburan
karena kekasihku yang dulu dan tak tentu harus kemana kulanjutkan berbagi hati
selanjutnya. Aku pencinta yang setia sebetulnya. Aku benci permainan. Hanya saja
aku tak menemukan hati siapapun di depanku untuk kusinggahi. Hingga tanpa
sengaja kutemukan kekasihmu. Lalu kubagi sedikit hati ini dengannya. Kubagi sedikit
malam-malam sepi ini dengannya. Maafkan aku. Aku hanya tak tahu jika dia adalah
kekasihmu. Kekasih yang berjanji menikahimu.
Sepeti yang
dikatakan orang-orang tua, selalu banyak ujian sebelum hari pernikahan. Dan mungkin…
aku yang menjadi ujianmu dan kekasihmu. Aku bisa membayangkan apa yang kau rasakan
ketika kau mengetahui apa yang sempat dilakukan kekasihmu di belakangmu. Maafkan
aku, aku sama sekali tak bermaksud menyakitimu. Ketika aku tahu dia milikmu. Aku
lepaskan, aku kembalikan kekasihmu utuh padamu.
Jadi untuk apa
aku tulis surat ini sejujurnya, untuk meminta maaf padamu Mella, dan untuk mengucapkan
selamat dengan hatimu dan kekasihmu yang luar biasa kuat untuk bersama. Aku
merasa lega melihat foto-foto pre wedding kalian yang berhamburan di media sosial.
Aku bahagia kalian tetap bersama. Aku bahagia aku tak sampai menghancurkan
cinta antara kamu dan kekasihmu. Sekali lagi maafkan aku Mella.
Mella mella mella.. aku bahagia
dengan pernikahanmu.
Mella tahukah kamu? kekasih yang paling mencintaimu adalah kekasih yang menikahimu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar