Senin, 26 Desember 2011

DEAR

Kau adalah jawaban siapa aku sekarang. 
Kau yang mampu mengusir semua luka dihatiku. 
Taukah? Sebelum kau hadir, 
Aku hanya membagi hatiku dengan tuhan?
Tahukah? Tak ada seorangpun yang mengisi hatiku sejak kepergiannya? 
Tahukah jika aku tak mampu jatuh cinnta. Tapi kamu, Kamu beda. 
Kamu membuatku berlutut dan mengatakan aku mencintaimu. 
Selamat datang sayang, 
Ketahuilah bila aku mampu membawakan pelangi ke hidupmu.
Ketahuilah bila aku sanggup melakukan apapun untuk kebahagiaanmu.
Kemarilah. Peluk aku.
Sayaang? Bolehkah aku memanggilmu begitu. 
Peluklah aku. 
Jangan lepaskan aku seperti kekasihku yang dulu. 
Peluklah aku. Lagi. 
Kelak kau tak akan menyesal pernah kucintai.
DEAR? Bolehkah aku memanggilmu begitu?. 
## 
Dear. aku sendiri. maafkan aku mengusik hidupmu, aku hanya terlalu lemah untuk berjalan. terlalu lemah untuk melangkah. aku datang padamu. aku menginginkan pundakmu, aku ingin menangis. Dear terimakasih telah berada disitu.Aku senang kebaikanmu padaku. Hay dear, lihatlah banyak orang yang mendekatiku. Lihat aku. Tatap mataku. Bukankah mereka mengerti apa yang kurasakan? Lantas mengapa tidak sedikit dari mereka, yang selanjutnya berkata,
"aku mencintaimu," 
Tak sedikit dari mereka yang mencoba menciumku. Mencoba menjamah. Memperlakukan aku seperti perempuan yang bebas dijamah. Itu sebabnya aku menolak mereka. Jika suatu hari nanti mereka yang sering merasa sempurna itu bertanya padamu mengapa sampai aku menolak cintanya. Inilah alasanku. Karena mereka tak menghargaiku. Tapi dear, kamu berbeda. Kamu tak seperti mereka. Kamu tak pernah menyentuhku sebelum aku menginginkannya. Waktu terus berjalan. satu hari. dua hari, seminggu. dua minggu. Aku telah pergi kemana saja untuk mencari belahan jiwa. Entah berapa butiran air mata yang terjatuh. atau entah berapa orang yang telah melihatku menangis. Atau entah berapa orang yang datang dan pergi. Aku tak tahu bagaimana cara memperbaiki hidup. Aku tak tahu dimana aku harus berhenti dan belajar mencintai. Lagi. 
Aku hanya berdoa pada tuhan. meminta sesuatu yang abadi, Tuhan membawaku ke depan gereja. Tempat seseorang yang pernah aku lukai tengah berdoa. Aku panggil dia “Dear”  
aku tak tahu apa yang aku lakukan. Angin apa yang membawaku kemari atau mengapa aku disini. Tapi yang pasti aku merasakan sesuatu yang berbeda. sesuatu yang sanggup membuatku berlutut dan berkata, "aku mencintaimu," 
#5 Desember 2011
sebelum malam ini berakhir. dan sebelum mataku terpejam. ijinkanlah aku berdoa untukmu. yang kini ada disampingku dan menemani hari-hariku. mengisi kerinduanku, dan memegang erat tanganku. Dear, aku mencintaimu. lantas apa yang kau pikirkan setelah sesuatu terjadi padamu dan aku. apakah kau lantas pergi meninggalkanku seperti orang2 lain.yang mengaku mencintaiku tapi ternyata hanya mencintai ragaku. dear, jangan lakukan itu. sanggupkah kau berjanji untuk selalu menemaniku?
"aku tak mau membuat janji yang menyakitkan. tapi aku akan berusaha sebisa mungkin untuk tetap bersamamu." Jawabmu.
Aku mulai menangis. Jawabanmu terdengar tak pasti di telingaku. Tapi aku selalu mencoba mempercayaimu dear,
Dear. tahukah jika aku takut kehilanganmu.aku takut sesuatu menghancurkan apa yang kita miliki.aku takut kembali jatuh dan terpuruk.
Dear, aku tahu kadang kau tak mengerti kata2ku. tak mengerti apa yang aku pikirkan. tapi sungguh, aku hanya ingin bersamamu. 
Dear, kupikir malam ini kau yang akan terjaga. tapi ternyata aku yang terjaga.
Dear. tahukah kau aku sedang bicara pada tuhan. agar tuhan membuatku baik, dan membuatku hanya untukmu.
Dear, aku mencintaimu. 

Dear, lihat aku. Aku melakukan segalanya untukmu. Lihat aku. Pahamilah aku sangat mencintaimu. Ini sudah hampir tigapuluh hari kau menggenggam tanganku. Masihkah kau ingat apa yang telah kita jalani bersama? Aku memilihmu karena aku mempercayaimu. Lantas, masihkah kini kau mencintaiku Dear? Seperti dulu. Beberapa bulan lalu. Atau beberapa hari lalu?
Dear, aku sangat membutuhkan keberadaanmu disini. Aku mencintaimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu Dear. Aku berusaha meletakkan namamu dihatiku. Dan berusaha meletakkan namaku dihatimu. Entah apakah aku bisa melakukannya? 
Tapi dear, apakah kau tak mengerti bagaimana aku mencintaimu. Suatu hari Kau menamparku Dear, tahukah kau jika hal itu benar-benar menyakitiku? Aku tak menyangka jika kau tega melakukannya padaku. Dear, lihat air mataku mengalir. Aku tak pernah menangis didepanmu. Namun kali ini, kau benar-benar menyakitiku Dear. Aku tak sanggup menahannya. Rasanya seperti ada yang meremuk jantungku ketika kau menamparku. Aku tak menyangka setega itu kau melakukannya padaku. Aku jadi ingat orang-orang di masa laluku. Ayah. Kekasihku. Dan semua orang yang selalu bahagia ketika menyakitiku. dengan mudah mereka menamparku. Mendorongku ke tembok. Membenturkan kepalaku. Membuat wajahku lebam. Berdarah. SAKIT! Dan aku hanya bisa menangis. kemudian tanpa kata maaf, mereka bertingkah seperti biasanya lagi dihadapanku. Mengajakku bercanda seperti tak pernah terjadi apa-apa. Mereka SAMA SEKALI TAK PERDULI PERASAANKU! Tak perduli, bagaimana hatiku terluka. Dan BURUKNYA, kini kau yang melakukannya padaku.
Aku hanya ingin menangis. merasa tuhan memang tak meletakkan kebahagiaan di hidupku. Entah apa yang aku pikirkan. Entah beginikah caramu menghargaiku. Entah seberapa bodoh diriku yang tetap memelukmu setelah kau menamparku. Masih belum mengertikah kau, jika tak mungkin aku melakukan hal ini jika aku tak benar-benar mencintaimu?
Aku berusaha menarik nafas dalam-dalam. Lalu menghembuskanya ke udara. #Sesak#. Sepertinya tak pernah ada cukup oksigen untuk mengisi paru-paruku. 
Sejak tiga hari yang lalu, sampai saat ini. Aku terus memikirkanmu. Dear, apakah kau benar-benar tak mengerti? bila kau belum mengerti aku akan memberitahumu tentang sesuatu, jika ketika kau menyakiti orang yang sangat mencintaimu. Maka orang itu akan benar-benar terluka karenamu. Kusampaikan ini padamu dan seluruh kekasih hati di dunia agar mereka tak lagi menyakiti. Agar tak ada lagi hati manapun yang dilukai kekasihnya. Dear, Aku memaafkanmu. Karena aku mencintaimu.
Loveyou dear :”*

Sabtu, 17 Desember 2011

PEREMPUAN

Hai sayang, lelakiku. Para kekasih-kekasih hatiku, kemarilah. Aku ingin menceritakan sesuatu padamu agar suatu saat kelak kau akan mengerti. Jika akan ada wanita yang lebih mencintaimu dari seorang istri. Jika akan ada wanita, yang akan menggantungkan hidupnya padamu lebih dari sekedar permasuri. Mendekatlah, jangan takut. Dia tak akan menggodamu. Taukah kau? Dia akan mencarimu jika kau tak ada disisinya. Dia akan menanyakanmu pada istrimu jika hingga larut kau tak pulang. Dan dia adalah perempuan kecil yang akan memanggilmu dengan gembira ketika kau tampak di ujung pintu.
Perempuan itu, anakmu.
Iya. Anak perempuanmu. Dan dia adalah aku. Sebut aku. Panggil aku, “Nisa”.
Nisa tumbuh cepat seperti pohon kenari. Semula ia kecil. Hanya benih kecil kemudian tersiram air. Tumbuh dan terus tumbuh menjadipohon kenari besar yang cantik.
Di hari yang gelap. Aku masih ingat. Hari itu hari jum’at. Nisa terbaring di sudut kamarnya. Tangannya robek. Bibirnya memar. Air mata Nisa terus mengalir. Membasahi goresan luka di sudut bibirnya. Nisa sayang apa yang terjadi padamu? Nisa memandangku. Tak mengatakan apapun dan ia terus menangis. Ada apa sayang? Katakana padaku siapa yang membuatmu menangis? Nisa menggelengkan kepalanya.
“Aku takut.” Kata Nisa.
“takut apa?”
“Takut dia memukulku la..gi…” jawab Nisa terbata.
“Dia siapa?”
Nisa menggeleng. Jangan takut sayang. Sebutkan siapa dia. Aku berjanji tak akan ada lagi yang mengetahuinya selain aku.
“Ayahku..” desis nisa parau.
Sementara di kamar yang lain, bermil mil jauhnya dari tempat Nisa berada. Ditempat dimana tak ada cahaya yang mampu menembus rimbuan bambu di halaman samping rumah. Dimana lolongan anjing melengkapi ketakutan setiap derik ranting bambu. Dimana hati seorang perempuan mungil telah remuk di dalam istananya. Lihat sayang, lihat dia. Itu! Disudut sana! Seorang perempuan mungil memeluk erat kedua kakinya. Kukatakan padamu jika perempuan mungil itu juga benama Nisa.
Nisa selalu menangis setiap malam. Pintu kamar Nisa tak pernah tertutup. Pintu kamar Nisa selalu terbuka agar ia mudah melihat ke pintu ruang tamu.
“Jika nanti Ayah pulang, aku yang paling awal memeluknya,” kata Nisa.
Tapi ini bukan malam pertama atau kedua Nisa menanti. ini sudah setahun lebih dari kepergian ayah, dan Nisa mungil itu tetap meananti. Ibu berkata pada Nisa, jika ayah telah pergi bersama perempuan lain dan ia tak akan pernah pulang. Tapi Nisa mungil tak mengerti. Perempuan lain apa? Nisa yakin Ibu berdusta padanya. Ia yakin, ayah pasti pulang.
Ayah, tahukah kau, aku memiliki banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu?
Hari ini ibu guru memberikan aku tugas menggambar.
Dan aku menggambar untukmu ayah,
Aku menggambar kau dan aku.
Aku dan kau.
Kau menggenggam tanganku erat sambil memegang es krim untukku di tanganmu yang lain.
Kita akan bersenang-senang Ayah.
Lekaslah pulang, karena aku ingin kau melihat ini,
Melangkahlah ke tempat lain. Carilah perempuan yang mengunci dirinya di dalam kamar yang gelap dan pengap. Namanya Nisa. Dia perempuan cantik. Hanya saja tubuhnya tidak secantik wajahnya. Belasan bekas tusukan jarum menghiasi tangannya. Puluhan sayatan melintang di tubuhnya. Mulutnya mengepulkan asap rokok ke udara. Apa yang kau lakukan Nisa? Kadang Nisa menangis sejadi-jadinya. Kadang Nisa tertawa lepas. Kadang ia marah. Mengomel tak jelas. Menyebutkan nama orang-orang yang merusak hatinya. Dan kau tahu? Salah satu dari nama itu adalah nama ayah Nisa. Ayah yang tak pernah mengakui Nisa sebagai anaknya. Ayah yang lebih memilih pergi bersama perempuan lain, dan meninggalkan ibu Nisa. Ayah yang tak mau bertanggung jawab atas kehamilan ibu Nisa. Ayah yang tega menyuruh Ibu Nisa untuk membunuh Nisa yang sudah berusia tiga bulan di dalam perut.
Ayah yang sama sekali tak pernah di peluk oleh Nisa.
Ayah yang membuat Nisa selalu disebut anak haram.
Ayah, ayah ayah.. apa salahku hingga kau setega ini padaku?
Tahukah kau jika aku sangat menginginkanmu ada disampingku.
Sama seperti ibu yang menginginkanmu ada di hari kelahiranku.

***
Ini rahasia kecilku,
Tahukah kau, jika setiap bayi perempuan yang lahir itu adalah Anisa?
Ya, benar. A-ni-sa. Yang berarti anak perempuan.
Semoga kelak ia tumbuh dewasa.
Semoga kelak ia menjadi perempuan yang cantik.



***
Melangkahlah di sudut kota lain, dimana matahari tidak akan bersinar terlalu terik di atas kepalamu. Dimana malam akan membeku seiring dentangan ke dua belasnya. Dimana tak akan kau temui kipas angin yang berputar. Ini kota dingin. Tempat para peri dan malaikat bercinta. Melangkahlah limabelas kilo meter dari sudut kota itu, dan kau akan menemui rumah berwarna jingga. Itu rumahku. Datanglah, aku akan memberimu sedikit teh dan camilan. Aku menyukai kedatanganmu. Karena aku mencintaimu.
Duduklah di sofa, tunggulah sebentar. Aku akan memanggilkan dia. Ayahku. Ayahhh… ayah… bolehkah aku berteman dengannya? Dia lelaki yang baik. Ayah… ayah… temui dia. Dia sudah menunggumu di ruang tamu.
“apakah benar kau mencintai anakku?” Tanya ayah.
“Iya, saya mencintai Anisa, anak perempuan Bapak.” Jawab kekasihku.
“Apakah kau sanggup menjaganya lebih dari aku menjaganya?”
“insyaallah saya sanggup Pak!”
“Apakah kau sanggup mencintainya lebih dari aku mencintainya?”
“Insyaallah saya sanggup.”
“Hai anak muda! Janganlah kau mudah berkata sanggup. Karena aku yang aku tak akan membiarkan sedikitpun anakku terluka di tanganmu. Karena aku sangat mencintainya,”
Kekasihku terdiam.
***
Maaf untuk semua waktu yang terbuang,
Ayah. Ayah. Ayah.
Maafkan ketidaksempurnaanku.
Maafkan aku yang baru saja mencintaimu,
Setelah tujuhbelas tahun bersamamu.
Kita tak punya banyak waktu lagi ayah?
Usiaku sudah tujuhbelas,
tak lama lagi akan ada lelaki yang menikahiku.
Tapi jangan takut,
Kau tak akan pernah kehilanganku.
Kita masih punya waktu.
Ayo kita tukar semua waktu yang terbuang,
Genggam tanganku, dan ajak aku ke taman bermain.
Belikan aku boneka…
Setahuku, kau belum pernah membelikannya untukku?
Sejak aku lahir bahkan.
Aku mau yang itu!
Boneka beruang putih.
Biarkan saja ayah dan anak perempuan lain menatapku dengan tatapan aneh. Aku tak perduli. Aku tahu ini taman bermain untuk anak balita. Dan aku bukan balita. Tapi aku sama seperti mereka. Aku ingin bermain ditempat itu. Aku ingin bersama ayahku. Ayah, aku suka boneka beruang putih darimu. Bolehkah aku tetap disini? Lebih lama lagi. Aku masih ingin bermain.
Hai sayang, lelakiku, kekasih hati yang kelak akan menikahiku. Tahukah sebelum usiaku tujuh belas tahun hidupku berkalung duka. Tahukah kau, mengapa aku kehilangan sekian banyak waktu bersama ayahku? Aku ingin memberitahumu. Agar kelak, jika kau menjadi ayah dari anak-anakku. Kau tak akan melakukan hal yang sama. Agar kelak, tak ada lagi Anisa yang sama sepertiku. Agar kelak kau lebih menghargai waktu. Menghargai setiap tarikan nafas. Bersama perempuan yang merebut hatimu lebih dari aku. Bersama Anisa, yang kelak mungkin akan lahir dari rahimku. Aku membertiahukan rahasia ini padamu. Karena aku sangat mencintaimu.
Anisa.

Jumat, 16 Desember 2011

JANTUNG HATI

part 1
hai sayang. mendekatlah.aku akan bercerita padamu tentang sesuatu. Aku menceritakan semuanya padamu. agar kau lebih menghargai hidup. menghargai setiap tarikan nafas.dan menghargai, seseorang yang ada disampingmu.
mendekatlah kemari. lebih dekat lagi. taukah kamu? kekasihku datang padaku hari ini? ia memelukku dan berkata ia berkata ia mencintaiku. aku juga mencintainya. aku memandang matanya, ia berkata ia merindukanku. lalu tuhan memberikan waktu kami untuk bercinta.
tuhan, tuhan, tuhan, aku mencintai kekasihku.
perkenalkan, namaku cha, dan kekasihku fa. aku selalu berdoa pada tuhan, agar fa tetap disampingku selamanya. aku merelakan seluruh hidupku dan apapun dalam diriku, untuknya, dan kuharap fa bersamaku. disisiku. hanya disisiku.
sementara di kamar lain,
sebut saja namanya rhe. begitu saja karena aku benci memanggilnya secara lengkap. rhe memeluk kekasihnya, La. La tak pandai bicara. tapi La mengatakan pada tuhan, jika ia mencintai kekasihnya. aku tak bisa menuliskan banyak hal tentang mereka. karena aku tak tau, apa yang mereka rasakan. aku bukan mereka.
tetaplah disitu, aku belum menyelesaian ceritaku. bacalah dan kau akan mengerti, kenapa seorang wanita bisa hancur karena cinta. karena jantung hatinya pergi. karena jantung hatinya mengkhianati. tetaplah disitu. sekali ini saja. karena aku sendiri, aku tak tahu, harus kepada siapa lagi aku bercerita. semua orang jahat. mereka mendengarkan tapi mereka mengkhianati. seolah di pihakku. tapi sesungguhnya mereka menghancurkanku. aku tidak ingin mendengar nasehat dari siapapun lagi. aku tak dapat mempercayai siapapun lagi.
Part 2
sayang, sudah waktunya aku menceritakan lagi rahasiaku padamu. rahasia yang dulu tersimpan rapat di mulutku karena aku sangat mencintainya rahasia yang kini akan menjadi milikmu. mendekatlah. dengarkan aku bercerita, maaf, mulutku penuh darah. aku sakit sayang. maaf.
rentangkan tanganmu sayang, barangkali kau ingin memelukku karena setelah ini hatiku akan berjatuhan.
suatu malam, ketika aku tidak bersama fa. fa menemui rhe. aku sanggup merasakannya meskipun fa berdusta padaku. fa meminta izin untuk keluar sendiri tanpa aku, aku menangis meminta fa mengurungkan niatnya.
tapi fa memaksa, ia bilang, "aku bukan pembantu, yang setiap saat harus menuruti kamu!"
baiklah. pergilah fa. aku tahu, kau akan menemui rhe.aku tau kau akan membagi cinta dengan rhe.aku tahu sebelum kau melakukannya.aku tahu di saat kau melakukannya. mengertilah.aku sanggup merasakannya fa, aku sanggup merasakan ketika orang yang aku cintai berbagi cinta dengan orang lain. sementara aku terus berdoa pada tuhan sepanjang malam. membaca apa saja, berharap kau berhenti mencintai perempuan itu. hatiku hancur Fa, aku merasakan sesuatu yang salah. tapi aku sama sekali tak bisa melakukan apapun.
ini surat yang aku tuliskan di hatiku untuk fa,
Fa sayang, kekasihku tercinta
sanggupkah kau merasakan aku yang mencintaimu?
sanggupkah kau mengerti tentang kesetiaan?
dengarlah sayang,aku sangat mencintaimu.
ingatkah kau punya mimpi, menghabiskan hidupmu bersamaku?
ingatkah kita punya sejuta mimpi indah.
dan kita akan bahagia nanti, begitu katamu.

ingatlah cincin yang melekat di jarimu sayang.
ingatlah kita sudah berjanji untuk bersama selamanya.
dan aku, membawakan hatiku padamu.
jadi kemanapun kau pergi, aku selalu mencintaimu.
fa, cha.
sayang, siapa saja. peluklah aku malam ini. hatiku berjatuhan ketika aku menuliskannya. sanggupkah kamu merasakan hatiku? jangan katakan apapun. sayang, mendekatlah. peluklah aku. aku ingin menangis. sayang sayang sayang. sanggupkah aku bertahan hingga esok? setiap malam aku merasa seperti itu malam terakhirku.
sayang, sayang sayang aku masih di pelukmu. jangan lepaskan karena jika kau lepaskan, aku akan tetap merasa sakit. sayang sayang sayang, bisakah aku minta tuhan mencabut nyawaku malam ini? aku terlalu sakit untuk bertahan hidup.
taukah? fa datang menjempuku sore itu. fa memelukku.mungkin merasa berdosa dengan apa yang ia lakukan. rasanya perih. kemudian fa tertidur di sampingku. pikiranku melayang kemana-mana. aku takut mrmbayangkan apa saja yang terjadi. aku menangis sepanjang malam. dan hari-hari berikutnya, hal ini semakin sering aku lakukan,
tuhan, jagalah fa tetap di hatiku.
membiarkan air mataku mengalir. kemana saja. aku merasakan ada yang salah, tapi aku sama sekali tak bisa melakukan apa-apa.
aku menyayat kulitku,
satu, dua, tiga,
dan tak lama kemudian menjadi banyak sekali. fa menyadari apa yang aku lakukan, dia bertanya mengapa aku seperti ini, dan aku menjawab,
"aku gini, karena aku ngga bisa berbuat apa-apa lagi sayang.."
fa memelukku.
tuhan? apakah ia ikut merasakan sakitku?

sayang, apakah dia tau? jika aku lebih baik mati dari pada hidup tanpanya? apakah dia tau? jika aku sangat mencintainya. dan aku memaafkan semua kesalahannya sebelum ia meminta.sayang sayang sayang, apakah kau masih disitu? aku rasa darah yang lain keluar dari hidungku,sayang, apakah ini tanda awal kematianku? jangan diam. jawablah,kelak jika aku benar-benar mati. tolong katakan pada fa, jika aku sangat mencintainya.agar ia mengerti apa itu arti kesetiaan. Cha.
Surat untuk seseorang lain yang terluka.
La,
Dan kau tau sekarang La,
Bagaimana hidupku dan kamu berjalan.
Rasanya sama.
Aku ikut menangis setiap kau menangis.
Kadang aku dan kamu lelah.
Dan tertawa..
Bukan karena kita bahagia.
Tapi karna kita terlalu sakit untuk menangis.

Kadang kau mengatakan padaku, jika kau merindukannya.
Aku hanya bisa tersenyum.
Karena ia yang kau rindukan sedang bersama kekasihku.
Mereka sedang memadu kasih La,.
Percayalah Aku mampu merasakannya.
Dan aku hanya berdoa pada tuhan, agar aku dan kamu sanggup merelakan.
Lalu aku menangis,

Ya tuhan, La.
Sadarkah kau. Jika ini sudah limapuluh hari terakhir yang menyedihkan.
Sanggupkah kau tersenyum malam ini?
Untukku saja.
Untuk kita.
Kita yang terlalu lama tidak tersenyum.
Ingatlah semuanya
Kebahagiaanmu, kebahagiian kita,
Yang kemudian menjadi sangat pahit untuk dikenang.

La sayang, sudah jangan menangis..
Ingatlah tuhan sangat mencintai aku dan kamu.
Pejamkan matamu.
Letakan tuhan di hatimu.
Berdoalah, agar mimpi buruk ini cepat berakhir..
Semoga suatu hari nanti, aku dan kamu bahagia.

Seseorang yang sama sepertimu.
Cha.

EPILOG
Kadang. Bukan kadang. Tapi selalu aku tak mengerti apa yang aku lakukan. Kadang aku pergi ke suatu tempat. Sendiri. Hanya melihat orang berlalulalang. Kemudian menulis. Menulis apa saja yang aku rasakan. Kadang hatiku ada di dalamnya laut. Kadang juga melayang di udara. Kadang jattuh didasar laut. Kadang menangis kadang tertawa. Lalu menangis lagi. Tuhan. Apakah aku sakit?
Dan dari semua orang yang ada disampingku. Aku masih mengingat kamu. Kamu. Kamu. Yang menyakitiku. Ada yang merebus hatiku dengan kecemburuan. Ada yang dengan tanpa rasa salah berselingkuh di depan mataku. Ada yang terdiam disampingku. Menemani aku tapi tak melakaukan apapun. Ada yang selalu disampingku dan membantuku mengerjakan apa saja. Ada yang membuatku tertawa dengan tingkahnya. Hay dear. Tahukah. Itu semua sama sekali tidak menghiburku. Yang aku inginkan adalah kamu. Kamu Tetap disampingku. Kembali ke tempat kita dulu, Dimana hanya ada aku dan kamu. Memuja tuhan, dan saling berbagi kasih satu sama lain. Bukan seprti ini. Membiarkanku sendiri. Membiarkanku dipeluk oleh orang lain. Dear, aku ingin memberitahumu. Jika separuh hatiku terlanjur kau bawa. Dan aku, hanya hidup dengan sebelah hati selama berhari hari. Berbulan bulan. Bertahun tahun. Dan kau adalah satu hati yang membuatku merasa dimiliki. Selain denganmu, aku tak sanggup merasakan cinta. Selain denganmu aku tak sanggup merasakan apapun. Hay dear. Beri tahu aku bagaimana cara melanjutkan hidupku tanpa kamu. Mungkin aku cintamati padamu, Lalu orang lain cinta mati padaku. Dan orang lainnya lagi cinta mati pada kekasihku. Begitu seterusnya. Hingga kau buat aku berteman sakit berhari hari ini. Berbulan bulan. Dan bertahun tahun.
Hay dear. Kuberitahukan padamu jika aku tak pernah baik2 saja. Aku bersyukur memiliki kekasih hati yang baik. Yang mungkin ia akan cinta mati padaku. Semoga,
Kau bilang apapun yang terjadi. Aku harus melanjutkan hidupku. Aku selalu menuruti kata-katamu dear. Sekalipun untuk hal yang tak aku mampu.Aku telah melanjutkannya. Dengan luka yang aku miliki. Denganmu yang tak lagi disampingku. Dengan cinta. Yang kupikir tak pernah ada bayangan lain selain kamu. Dear. Aku sakit. Dear. Bolehkah aku memejamkan mataku. Tahukah kau jika ketika aku bercinta dengan orang lain rasanya sama seperti mengkhianatimu. Tahukah setiap detik dalam hidupku aku selalu memikirkanmu. Tahukah bila waktu terlalu kejam karena tak pernah bisa ditarik mundur. Dan kenyataan adalah mimpi yang semakin sakit untuk aku hadapi. Dear. Sanggupkah engkau mendengar suaraku? Masihkah cincin pernikahan kita melekat di jarimu?
Apakah kau bahagia disana, Dimanapun kau. Bersama siapapun. Aku selalu mencintaimu, Selalu.
Tahukah, jika dulu aku bukanlah perempuan cantik. Menatap lawan jenisku yang tampan, yang cantik. Aku sama sekali tak memiliki keberanian. Dan memilikimu yang sangat rupawan adalah berkah terindah dari tuhan untukku. Aku mencintaimu dan kau yang mengubahku menjadi cantik.
Terimakasih sayang. Itu sebabnya aku sangat mencintaimu. Jadi secantik apapun aku nanti, aku hanya akan mencintaimu. Hanya kamu. Tapi. Kamu mengkhianatiku. Setelah kuberikan semuanya padamu. Tapi kamu menduakanku.Tapi kamu bersama dengan kekasih barumu di depan mataku.JAHANAM!
Lalu apa yang kau rasakan ketika suatu hari nanti aku bersama dengan orang lain? Sanggupkah kau merasahkan ragaku? Yang dulu hanya bersamamu namun kini juga bersama orang lain. Apakah kau merasakan sakit seperti sakit yang kurasakan saat kau melihatku dengan orang lain? Tuhan. Masih sanggupkah hatinya merasakan hatiku. Yang semula satu dan menjadi bagian darinya. Namun kini terpisah dan dimiliki orang lain. Tuhan, masihkah hati kita melekat? Atau sudahkah saling terpisah memiliki jalan yang berbeda. Dipungut dan dipelihara kekasih2 lain. Tuhan, jika kekasihku tahu aku tengah menuliskannya, Ia pasti marah besar. Maka itu kusimpan rahasia ini rapat2. Hanya aku, kau dan Tuhan. Sampaikan salamku padanya, Semoga ia selalu baik2 saja. Endless love. Jantunghati.