Sabtu, 28 Januari 2017

MARRY

HIM
A question "the reason why you get married?" a quotes answer "because all i want is only her, because i love her, because she is my home, because she can understand me" a reality answer "because she is pretty, because she is independent, because i dont know why i marry her, because she is smart, because i dont know who i shold be marry, because she wants to, because we need to be married, because life goes on, sometime we should be marry someone and love maybe comes after needs. Maybe"

HER
A question "the reason why you get married?" a quotes answer "because all i want is only him, because i love him, because he is my home, because
he makes me happy" a reality answer
"Because i lost my hope, because im tired being alone, because i need to have someone to safe my life, because my age, because my parrents, because he is work, because i dont know why, because this is the time,"

Didnt you love each other?
HER : love? What? I think marry just a responsibility, a weight, a legal name to doing sex. Maybe wrong if marry because sex, but remember  need someone to be a father of our child someday. So.. I marriage. I dont think so much about love and whats going on after marriage. Just married, and do the things what I should do as a wife.

HIM : love? Haha.. I just need her. I dont understand her, she dont understand me ofcourse. I just follow her wants to do. Give her what i can give. Safe her, because she is my wife not because i love her.

Are you ready?
HER : not really, I dont know why i shold be marry him. He didnt love me, i know, he cannot understand me, i know.  HIM : i dont know about my self. I dont know why i marry her.

Two people. Who didnt love each other, didnt understand each other, who didnt know why they are married will be marry soon. Pathetic.

Selasa, 24 Januari 2017

DIAM



Saya memelihara blog ini diam diam dari calon suami saya. Ah tidak, tak perlu diam-diam pun dia tak pernah ingin membaca. Seperti yang saya katakana, dia tidak mengerti saya. Dan saya tak pandai bicara. Jadi saya tuangkan semua semuanya dalam tulisan saya yang entah akan terbaca oleh siapa.
Pagi masih menyeringai untuk Kota Malang yang sibuk. Pikiran saya masih kemana mana. Antara satu setengah jam lagi pekerjaan paling menyita waktu dan pikiran saya akan dimulai. Belum dimulai dan saya berkata ini beban dan berat. Pantas saja seharian terasa sangat lelah. Lalu souvenir pernikahan, ah tidak, kemantapan hati  saya untuk menikah 50 hari kedepan sementara make up rias, catering dan dekorasi pengantin telah dibayar oleh orang tua saya. Ini terlalu cepat? Dua bulan untuk berpikir saya akan menghabiskan sisa hidup dengan orang yang sama sekal tidak mengerti saya. Ah baiklah, ini menyebalkan. Beban pikiran saya bertambah. Saya terlihat lebih tua belakangan. Saya kehilangan senyum saya. Tega sekali kalian merampasnya. Terimakasih.
Kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang kamu, teman semasa kuliah saya dulu. Berawal dari scroll bbm dan saya menemukan kontak kamu dengan foto updatean terbaru. Kamu tampan-baik-pintar. Bagaimana wanita tidak jatuh cinta kepadamu? Sekalipun saya. Saya yang semasa kuliah jauh sekali dari kaum mu. Perkumpulan saya penuh dengan anak anak nakal yang… berhasil setidaknya. Kami berhasil lulus tepat waktu dengan IPK diatas rata-rata. Sementara teman-temanmu dipenuhi dengan kutu buku yang jenius. Jika saya lulus di kloter kedua. Kamu lulus di kloter pertama. Kamu sangat pandai. Seperti yang saya katakan. Sangat pandai.
                Kamu. Seseorang yang mungkin sama sekali tak mengerti atau bahkan tak menyangka jika saya memperhatikanmu diam-diam empat tahun belakangan. Saya punya pacar semasa kuliah tapi bukan berarti saya berhenti menaruh perhatian saya padamu. Tidak. Saya sering melihatmu diam diam. Saya mengagumi kepandaianmu, caramu bicara yang lembut, beda sekali dengan anak Malang pada umumnya. Saya memperhatikanmu.
                Kamu orang yang hebat. Sempat memimpin beberapa organisasi yang terkadang kamu juga menyebalkan dalam memimpin teman-temanmu. Tapi tak masalah. Memang susah memimpin banyak orang. Bagi saya, kamu tetap layak untuk dikagumi.
Dengarkan, suara riuh pagi dan sedikit cerita dari penulis lara bernama Anisa,

Dengar..
Saya dengar kamu menempuh pendidikan S2,
Kapan hari saya dengar kamu tak bisa bersama seseorang yang kamu suka selama bertahun-tahun.
Hari yang lalu lagi saya lihat kamu memajang foto bersama seseorang yang kamu sukai pertama kali semenjak sekian tahun bersama.
Dia ukhty yang cantik. Jauh sekali dengan saya.
Waktu kuliah saya dengar kamu dalam hubungan cinta dengan sahabatmu yang itu.
Saya dengar banyak hal dan saya tidak perduli.
Sebelum pernikahan saya setidaknya kamu tahu,
Jika diam diam dalam empat tahun itu saya memperhatikanmu meski tidak lekat,
Jika dari pertama kali saya bertemu denganmu, saya sudah menyukaimu, mungkin begitu.
Dan jika saya tak pernah sedikitpun bermimpi bersamamu karena memang kita berbeda.
Kamu terlalu jauh diatas saya.
Saya tak banyak bicara, hanya saja. Sebelum pernikahan saya,
Setidaknya kamu tahu.
Salam dari kota Malang yang dingin
Dari saya yang luar biasa diam memperhatikanmu.


               

Senin, 23 Januari 2017

DEKAT

Saya ingin berada di dekat anda sejujurnya. Saya tak butuh tas mahal, baju bagus, make up bermerek seperti yang saya genakan sekarang. Saya tak ingin menjadi wanita karir yang sibuk. Saya ingin berada di dekat anda. Menulis cerita macam-macam. Mengurus anda. Menghabiskan siang dan malam dengan anda yang.. Sebentar lagi menjadi suami saya. Saya tak pernah memberi tahu anda mengenai apapun yang saya rasakan disini. Saya hanya sibuk marah sesekali, karena lelah dan anda juga lelah. Saya banyak mengeluh mengenai pekerjaan saya. Saya yang dikenal rapi dan cepat semasa kuliah berbanding terbalik dengan keadaan saya sekarang. Sedikit lambat dan sedikit
berantakkan. Saya tak ingin berada disini sejujurnya. Saya lebih ingin bersama anda.
Tapi... Anda bukan pangeran. Bukan seperti dalam dongeng dan cerita rakyat jika istri adalah tanggung jawab suami. Suami bertanggung jawab menghidupi istri. Saya tidak minta banyak, saya tak mau membebani anda. Tapi anda bilang.. Saya butuh bekerja. Sangat sayang sekali jika saya meninggalkan pekerjaan saya. Kenapa? 2017 sulit mendapatkan pekerjaan. Apalagi dengan penghasilan cukup banyak seperti ini. Ayah ibu dan anda juga tak mau tahu apa yang saya hadapi sehari hari dan bagaimana lelah seorang wanita yang bekerja seperti saya. Anda menyuruh saya bekerja? Anda bilang ada baiknya jika penghasilan istri juga dihabiskan bersama suami karena suami telah mengijinkan dia untuk bekerja. Saya ingin tertawa *hahhahaha*. Siapa yang meminta izin untuk bekerja? Saya wanita, bekerja bukan kewajiban saya yang utama. Saya bekerja karena anda yang memintanya, orang tua saya yang menyuruhnya. Kalian semua kenapa? Tidak ingin menanggung hidup saya? Takut uang anda berkurang karena saya. Ahahhahahahhaha baiklah. Haha rupanya saya benar-benar hidup diantara orang orang yang luar biasa tidak mengerti saya. Sekalipun anda. Entah, Bagaimana bisa orang yang akan menikahi saya tidak bisa mengerti jalan pikiran saya. Saya ingin menghujat anda tapi saya memilih diam. Bukankah istri adalah tanggung jawab suami?  Anda muslim bukan?
Calon suamiku sayang,
Entah siapa yang dapat mengerti saya.
Memeluk saya dengan hangat dan berkata dia akan bertanggung jawab atas kehidupan saya selanjutnya.
Seseorang yang membebaskan saya dari beban saya sehari-hari.
Membiarkan saya menjadi seperti apa yang saya inginkan.
Lelaki seperti itu tidak saya temukan.
Sekali lagi saya tidak minta banyak.
Tapi sekali lagi anda tak mengerti.
Saya pulang malam hari ini. Sekali lagi ayah dan ibu saya membiarkan dan anda juga tidak perduli.
Selamat siang.
Salam dari meja kerja berantakan.

Minggu, 15 Januari 2017

SURAT UNTUK MELLA



Aku tulis ini untuk Mella.
Hai cantik, bagaimana kabarmu? Aku dengar kau sedang mempersiapkan pernikahanmu. Semoga selalu diberi kelancaran dan kemudahan. Semoga tak lagi diberi yang seperti cobaan yang seperti -aku- dalam hari-hari menuju pernikahanmu juga setelahnya.
Bagaimana kebayamu? Sudah di jahit dan di pasang payet yang cantik? Bagaimana undanganmu? Sudah di cetak? Bagaimana catering untuk pernikahanmu? Sudah di pesan? Ah tidak. Kau tak perlu menjawab pertanyaanku yang berkelit.  Bagaimana kekasihmu? Ini saja yang ingin kutanyakan. Yang itu.. yang akan menikahimu. Sudah lebih setia dari sebelumnya? Kuharap memang tak akan ada yang seperti –aku- lagi dalam hidupnya. Dalam cinta antara kamu dan dia.
Lancang sekali. Bagaimana bisa seorang penggoda* mungkin begitu kau menyebutku. Berani menuliskan sepucuk surat untuk Mella. Mella, iya. Dia kekasih dari laki laki yang raganya kucuri beberapa malam bersamaku.
Kekasihmu itu baik. Laki-laki yang sabar, entah bagaimana dia bisa melakukanya bersamaku dulu. Bagaimana bisa dia bermain hati yang lain dibelakang kekasih hati yang baik sepertimu. Seperti yang aku tahu, dia penikmat kopi dan segala filosofinya. Laki-laki itu menjaga sholatnya, menjaga perkataanya, dan yang lebih penting dia menjaga hatimu, ragamu, agar tidak tersentuh olehnya hingga dia menyentuh raga dan hati lain untuk bercumbu.
Dia sangat baik. Aku dan dia hanya bercerita bermalam-malam mengenai apa saja. Dia teman yang baik. Dan lucunya lagi, dia melihatku sebagai dunia baru. Penuh trik dan permainan yang mungkin membuatnya tertarik. Dia teman yang baik untuk bermain. Aku menikmati semua permainan itu dan mungkin dia juga. Aku tahu banyak hal darinya, dia pintar, dia memiliki teman-teman yang… juga bisa kuajak bicara.
Mella, hidupku disini terlalu sepi. Hatiku berhamburan karena kekasihku yang dulu dan tak tentu harus kemana kulanjutkan berbagi hati selanjutnya. Aku pencinta yang setia sebetulnya. Aku benci permainan. Hanya saja aku tak menemukan hati siapapun di depanku untuk kusinggahi. Hingga tanpa sengaja kutemukan kekasihmu. Lalu kubagi sedikit hati ini dengannya. Kubagi sedikit malam-malam sepi ini dengannya. Maafkan aku. Aku hanya tak tahu jika dia adalah kekasihmu. Kekasih yang berjanji menikahimu.
Sepeti yang dikatakan orang-orang tua, selalu banyak ujian sebelum hari pernikahan. Dan mungkin… aku yang menjadi ujianmu dan kekasihmu. Aku bisa membayangkan apa yang kau rasakan ketika kau mengetahui apa yang sempat dilakukan kekasihmu di belakangmu. Maafkan aku, aku sama sekali tak bermaksud menyakitimu. Ketika aku tahu dia milikmu. Aku lepaskan, aku kembalikan kekasihmu utuh padamu.
Jadi untuk apa aku tulis surat ini sejujurnya, untuk meminta maaf padamu Mella, dan untuk mengucapkan selamat dengan hatimu dan kekasihmu yang luar biasa kuat untuk bersama. Aku merasa lega melihat foto-foto pre wedding kalian yang berhamburan di media sosial. Aku bahagia kalian tetap bersama. Aku bahagia aku tak sampai menghancurkan cinta antara kamu dan kekasihmu. Sekali lagi maafkan aku Mella.
Mella mella mella.. aku bahagia dengan pernikahanmu.
Mella tahukah kamu? kekasih yang paling mencintaimu adalah kekasih yang menikahimu :)

Kamis, 12 Januari 2017

Boneka

Ini lima puluh empat hari sebelum pernikahanku. Sebelum aku duduk di samping laki laki yang... Yang memiliki kuasa atas tindakanku selanjutnya. Laki laki yang mendominasi mungkin. Keluargaku sibuk mempersiapkan apa saja. Seserahan, KUA, dan lain lain. Bukan seperti muda mudi biasanya yang mempersiapkan sendiri pernikahannya. Aku tidak. Sama sekali tidak melakukan apapun. Hanya sibuk di balik meja kantor yang berantakan serta hati yang belakangan ini berserakan. Keluargaku yang mengurus pernikahanku. Seperti biasa. Hidupku banyak di dominasi. Keluargaku, calon suamiku, dan beberapa teman yang banyak mempengaruhi kepitusanku. Keputusanku? Haha. Mungkin tak pernah ada keputusan yang benar benar aku ambil sendiri. Masing masing elemen yang berkata mencintaiku, sibuk mengambil alih masing masing tindakan dalam hidupku. Segalanya serba diatur. Katanya dibimbing. Tapi tidak. Bagiku segalanya serba diputuskan secara sepihak tanpa memperdulikan suaraku. Sesak parau. Aku tidak menangis.  Hanya saja terkadang merasa seperti boneka. Hilir mudik dibawa. Kesana kemari tak bersuara.