Minggu, 01 Juli 2012

HANTU


                Apa yang kau pikirkan tentangku? Aku berwarna putih? Tidak berpijak di tanah sepertimu? Aku sanggup tertawa menyeramkan? Aku hidup di pohon-pohon besar? Aku mati? Aku telah mati? Dan kau katakan padaku jika aku bagian dari arwah penasaran orang orang yang meninggal tidak wajar. Yang tentu saja tidak diterima tuhan. Sehingga aku dan sekian banyak makhluk yang sama sepertiku masih berkeliaran di dunia. Di tempatmu. Kadang bersandar di pintu kamarmu. Kadang bersembunyi dibawah ranjang tidurmu. Kadang menghuni kamar mandi. Atau tempat-tempat yang minim cahaya. Bisa juga tempat-tempat yang tidak kau huni. Percayalah padaku, aku ada. Disampingmu, sekarang. Aku mengintai dari bawah ranjang tidurmu.
                Mungkin begini caranya agar kau mengerti keberadaanku. Agar kau mengerti jika aku ada disini dan kedatanganmu kesini kuanggap seperti sahabatku. Ini kamar barumu. Kau bebas melakukan apapun disini. Aku selalu melihatmu. Kadang aku ikut bernyanyi saat kau bernyanyi. Kadang aku teridur disampingmu. Mungkin kau tak sanggup melihatku, tapi percayalah, aku ada. Di sudut-sudut kamarmu. Didalam lemari. Dibawah ranjang tidurmu. Tahukah kau jika aku bertahun tahun hidup disini. Di ruang sembab yang kau sebut seram. Usiaku berapa? Kau pasti tak menyangka jika aku lebih tua bertahun-tahun darimu. Tapi entah mengapa, aku terperangkap dalam raga mungil yang berusia sepuluh tahun. Selamanya tetap berusia sepuluh tahun.
Sebab hanya di dunia usia seseorang dapat bertambah. Berbeda dengan disini.
Tapi entah mengapa kau sering sekali pergi meninggalkan aku. Aku selalu menunggu kedatanganmu tapi kau sama sekali tak ingin menjengukku. Kau lebih memilih bermain bersama kawan-kawanmu daripada datang kesini untuk menemuiku. Aku bersedih. Aku menangis. diantara selang waktu ketika aku menunggu kedatanganmu. Aku sering meminjam benda-benda mungil seperti gelang dan pita-pita lucumu. Oleh karena itu jangan heran jika kau akan sering kehilangan benda-benda mungilmu yang lucu itu. Sebab aku sangat menyukainya.
Aku masih ingat saat aku berjalan ke mimpimu. Aku berputar-putar disana bersama tiga kawanku. Aku memperlihatkan wujudku padamu. Hanya melalui mimpi. Sebab hanya itu satu-satunya cara agar aku dapat bertemu denganmu.  Kau tidak merasa takut pada awalnya. Kau anggap aku hanya mimpi. Padahal. Aku ada. Aku ada!

Seminggu terakhir kebersamaanku denganmu aku merasa sangat sedih. Sebentar lagi kau akan meninggalkanku. Dan tentu saja aku tak rela kehilangan sahabat sepertimu. Aku mencoba merayu agar kau tidak meninggalkanku sendiri disini. Aku menyukai sahabat sepertimu. Perempuan cantik, sama seperti yang mereka katakan tentangku.
Tapi sepertinya kau sangat keras kepala. Kau bersikukuh untuk meninggalkanku. Baiklah, jika aku tak dapat merayumu untuk tetap tinggal disini. Terpaksa aku akan memaksamu untuk tinggal. Untuk tetap tinggal. Disini. Bersamaku, nona cantik.
Pertama-tama Aku mulai mengacaukan pikiranmu. kubuat pikiranmu berantakan, kubuat kau meninggalkan sesuatu yang sangat penting di kamarmu. Kubuat kau kembali. Lalu kubuat cuaca benar-benar panas agar kau tak ingin keluar dari kamarmu yang entah mengapa terasa lebih sejuk dari cuaca diluar. Aku berhasil. Kamu tak jadi pergi.
Lalu seorang temanmu menelfonmu. Aku tak tahu dia siapa. Tapi aku tidak suka dia. Ia sangat tidak berperasaan.  Ia bilang padamu jika kau harus secepatnya meninggalkan kamar itu. Dan itu sama artinya kau harus secepatnya pula meninggalkan aku. Aku bersedih.
Kau ingin pergi. Lekas-lekas kau memasukkan benda-benda berhargamu kedalam tas punggungmu. Kau sengaja tidak membawa banyak baju agar tidak memberatkan pundakmu saat kau berada di jalan. Tahukah kau? Saat itu aku menangis. kau sama sekali tidak memikirkan perasaanku. Aku sahabatmu. Aku yang menemanimu setiap hari disini.
Aku sudah berusaha agar kau tidak pergi. Kubuat langit benar-benar gelap dan hujan turun lebat. Tapi sepertinya, kau lebih mempercayai apa yang dikatakan temanmu melalui telefon itu. Kau tetap bersikeras meninggalkan kamar ini. Kamar kita, kamar yang kita huni berdua sebulan belakangan.
Kau pergi di tengah hujan. Aku mengintip dari jendela. Melihat ragamu yang basah kuyup oleh hujan.
Beberapa hari kemudian, banyak orang yang memasuki kamarku. Apa yang mereka lakukan. Mereka membungkus barang-barangmu dengan tas plastic merah yang besar. Tak lama mereka bekerja. Seluruh barangmu terkemas rapi. Aku mencari kau ditengah kerumunan orang-orang itu. Tapi aku tidak mendapati wajahmu. Kemana kau nona cantik?
Tak lama kemudian kau datang, memastikan semua barang-barangmu sudah masuk kedalam tas-tas plastic itu. Memastikan tidak ada yang tertinggal di kamarmu. Memastikan tidak ada lagi yang memaksamu untuk kembali kesini, memastikan kau akan benar-benar meninggalkanku. Setelah selesai. Semua barang-barang dalam tas plastic itu diangkut kedalam mobil untuk dipindahkan ke tempat lain. Kau memandang sejenak kedalam kamar kosong itu, kemudian berlalu pergi meninggalkannya.
Nona cantik,
Tahukah saat detik-detik terakhir kau melangkah keluar dari kamarmu,
Aku berusaha untuk memegangi kakimu.
Aku memohon agar kau tidak pergi.
Aku menangis.
Aku bersedih saat lagi-lagi seorang sahabat meninggalkanku.

Kau tidak menduga jika ada barang yang sengaja kusembunyikan di dalam laci lemari. Aku sengaja membuatmu terlupa membereskannya. Sekarang kau sudah ingat? Kau ingin mengambilnya? Kemarilah. Masuklah kembali kedalam kamar lama mu. Kamar kita. Akan ku kunci rapat-rapat. Jangan bersuara! Tenanglah, kelak akan ku ceritakan padamu rahasia hidup abadi. Kemarilah! Untuk gelang merah muda di dalam laci.


2 komentar: