Senin, 28 Agustus 2017

Kamu

odoh itu sedekat itu, baru aku sadar ternyata setelah aku mengenalmu dua tahun lalu, ternyata memang kamu yang selalu ada. Selalu ada saat aku butuh? Bukan. Tapi selalu di sisi, menemani perempuan kecil yang dulu suka bercerita padamu mengenai pemikirannya yang sering kali tak dapat diterima orang lain tapi dapat kau dengarkan. Tanpa kusadari kuhabiskan banyak waktuku bersamamu. Selalu ada celah untuk bersama. Entah seminggu sekali, dua minggu sekali atau  beberapa kali dalam sebulan. Kita bersama. Sejenak kabur dari masalah masalahku, dan mungkin sejenak kabur dari masalah-masalahmu. Saling merasa membutuhkan sosok yang seperti itu-. Tapi bodohnya tak pernah menyadari. Merasa nyaman tanpa disadari. Aku menemanimu mencari yang kau inginkan, begitu pula kamu menemaniku mencari. Tapi ternyata? Yang kita inginkan memang tak kita sadari ada didepan mata. Bagaimana bisa tidak menyadari. Awalnya memiliki satu kata kata sama yang terucap,
"aku nggak mungkin sama dia". Pemikiranmu, pemikiranku, sama.  Lalu aku tersenyum kecil, entah bagaimana tuhan menjodohkan aku dengan kamu. Dari rasa nyaman yang tak pernah kita sadari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar