Apa yang kau rasakan jika kekasihmu masih memikirkan
perempuan lain ketika ia bersamamu?
Masih mencintai perempuan lain ketika ia menghabiskan waktunya bersamamu?
Masih merindukan perempuan lain ketika ia menggenggam
tanganmu?
Kau sangat mencintai kekasihmu itu.
Kau sama sekali tak meminta apapun darinya.
Kecuali satu, hatinya.
Kau ingin hatinya untukmu.
Tapi lihat. Lihat dia. Dia.
Perempuan busuk yang mengambil hati kekasihmu. Hubungan mereka tak selama kau
dengan kekasihmu. Apa yang ia berikan juga tak lebih dari yang kau berikan pada
kekasihmu. JAHANAM! Apa yang
kau lakukan pada kekasihku sehingga tiap detiknya telingaku harus tersiksa oleh
namamu. Aku ingin kau mati!
Aku ingin kau tak pernah ada dalam hidup kekasihku.
Tapi
hati memang lancar bicara. Tak seperti mulut yang kaku berkata. Setiap
kekasihmu menyebut namanya kau hanya bisa diam. Diam. Diam. DIAM. Karena itu
satu satunya yang bisa kau lakukan. Ketika kau marah pada kekasihmu, maka ia
akan balik memarahimu. Itulah kekasihmu. Kau harus bersabar. Karena itu yang
membuatnya tetap bersamamu. Tetap disampingmu.
Apapun
kau lakukan untuk merebut hati kekasihmu. Kau rela lelah. Kau rela mati
untuknya. Apapun yang bisa kau berikan padanya, pasti kau berikan. Apa yang ia
inginkan, pasti kau turuti. Karena kau mencintainya. Benar-benar mencintainya.
Tapi lihat, apa yang kekasihmu lakukan padamu. Dia menyebut nama perempuan itu.
Lagi. Lagi. LAGI? Ini untuk ke berapa kali sayang? Hatimu remuk. Patah
berjatuhan. Kau membiarkan mulut kekasihmu menyebut namanya. Bercerita tentang
perempuan busuk itu lagi padamu. Sementara hatimu. Hancur. Sanggupkah kau
membayangkan sakitnya? Kau sudah melakukan apapun untuk kekasihmu. Kau rela kesucianmu
direngutnya. Tapi dihatinya tak ada namamu. Yang ada nama perempuan lain.
Perempuan jahanam.
Kau
ingin mengiris nadimu? Kau ingin mati? Iya. Jika aku menjadi kau aku juga pasti
ingin melakukannya. Tapi tentu saja sestelah aku menyingkirkan nama perempuan
itu dari hati kekasihku. Aku ingin membunuh perempuan itu. Aku ingin perempuan
itu mati lebih dulu! Aku ingin kekasihku tahu, jika aku mencintainya. Jika aku
yang paling mencintainya. Lebih dari siapapun.
Kekasihmu
itu. Membual. Katanya ia akan hidup selamanya denganmu. Katanya Cuma kamu yang
mengisi hatinya. Mengisi dadany. Tapi, lihat. Apa yang ia lakukan padamu. Malam
ini ia kembali mereobek hatimu. Ia tahu kau terluka, tapi ia sama sekali tak
ingin tahu. Tak ingin berkata maaf. Dia tak perduli padamu.
Air
matamu mengalir. Membasahi lantai yang penuh dengan darahmu. Entah darah
darimana saja. mungkin darah tikus. Darah mensturasi. Atau darah apa saja
boleh. Kau ingin tenang malam ini. Tapi kau benar-benar tak bisa. Di otak mu
hanya ada kekasihmu itu dan perempuan jahanamnya.
Akhirnya,
lagi lagi kau menegak obat tidur. Ini hal buruk kedua yang sering kau lakukan
ketika kau merasa terlalu sakit untuk hidup normal. Oh ya, aku lupa
memberitahumu. Hal buruk pertama yang sering kau lakukan adalah menyayat
kulitmu. Dengan benda apapun. Pisau dapur, jarum, pines, atau apapun. Ketika
darahnya merembes keluar. Rasa tenang mengikutinya. Dan akhirnya kau dapat
tertidur. Tidur yang sakit.
Suatu
hari ketika kekasihmu melakukan hal yang sama padamu. Lebih buruknya kali ini
ia melakukannya setelah ia bercinta denganmu. Kekasihmu kembali menyebut nama
perempuan itu. Perempuan bangsat itu. Hatimu remuk sejak sore tadi. Terus remuk
hingga kau berusaha setenang mungkin didepan kekasihmu. Padahal pikiranmu
terbang kemana mana. Melayang ke semua luka yang dibuat kekasihmu. Kau ingin
marah. Tapi kau tak bisa melakukannya.
Kau
menelan kesakitanmu sendiri. Seperti menelan lendir yang bercampur air ludah.
Sangat susah. Sebab kau sama sekali tak ingin menelannya. Kau hanya tak ingin
bertengkar dengan kekasihmu. Kau hanya menjaga hubunganmu dengan kekasihmu. Kau
hanya ingin tak ada pertikaian. Karena kau sangat menyayangi kekasihmu.
Sementara kau, kau yang harus menikmati lukamu. Memendamnya jauh jauh di dalam
hatimu. Agar air matamu tak meluber kemana mana. Kau hanya ingin, kau dan
kekasihmu baik-baik saja. sebab kau sangat mencintai kekasihmu.
Tapi
malam berkata lain. Malam memberikan kau waktu yang terlalu panjang untuk kau merasakan
sakit. Malam kembali meneteskan air garam pada lukamu. Membuatmu merintih. Dan
ini benar-benar membuatmu sakit.
Kau mencoba
bersembunyi di balik selimut hangatmu untuk mendapatkan ketenangan. Tapi tak
berhasil. Kau panik. Kau meminum semua obat yang ada di dalam tas mu. Obat apa
saja. kau hanya ingin tidur. Tidur, dan semuanya akan tak terasa sakit. Dan
benar, obat-obatan itu berhasil membuatmu tertidur. Kau merasa tenang. Tenang
yang sesungguhnya sakit.
Hingga pagi
menjemput. Sinar matahari memaksa masuk kedalam matamu. Kau membuka matamu
perlahan. Membiasakan sedikit demi sedikit cahaya untuk mengisi pupil matamu.
Tanganmu digenggam oleh seseorang yang sedang menangis. Siapa dia? Dari
ubun-ubunnya saja kau tahu, jika dia adalah kekasihmu. Kau menggerak-gerakan
tanganmu, memberi tahu pada kekasihmu itu jika kau sudah terbangun dari tidurmu.
Kekasihmu menyadari gerakan kecil di tanganmu serta mata indahmu yang sedikit
demi sedikit terbuka. Ia tersenyum,
“Kamu
udah baikan sayang?” Tanya kekasihmu. Ia mencemaskanmu.
“Udah,
tapi mataku berat banget rasanya…”
“Kamu
kenapa? Kamu marah sama aku?”
“Nggak…”
Jawabmu datar.
“Kamu
kenapa sayang? Aku kuatir sama kamu..” kata kekasihmu dan ia mulai menangis.
Kamu membelainya. Mencoba menghapus butiran air mata yang
jatuh di pipinya.
“Aku
nggak papa.. Udah jangan nangis,” Jawabmu lembut, dan kamu memeluknya.
“Nggak
papa apanya? tangan kamu, kamu sayat-sayat kayak gini kamu bilang ngga papa…”
“Udah,
nggak usah dibahas.. Aku sayang sama kamu ”
“Denger,
sebentar lagi kita nikah. Aku nggak mau kamu kayak gini lagi.. Aku nggak suka…”
“Aku
ngerti. Maafin aku sayang,”
“Apa
aku yang buat kamu kaya gini sayang?”
Kamu terdiam. Mencoba menelan kebohongan dari mulutmu.
“Udah…
nggak papa… nggak usah dipikir lagi,”
“Gimana
aku nggak mikir. Kamu sampai kaya gini dan itu semua pasti karena aku. Meski
aku nggak tahu salahku dimana, maafin aku sayang… aku nggak mau kamu kaya gini
lagi…”
Kekasihmu mengeratkan pelukannya di tubuhmu.
“Aku
takut kehilangan kamu. Aku takut kamu mati…” Kata kekasihmu.
“Aku
Cuma tidur, aku belum mau mati sayang….”
“Iya,
tapi aku bener-bener takut kehilangan kamu..”
Kamu terdiam.
“Aku
juga. Aku cinta sama kamu..” jawabmu kemudian.
Dunia serasa berada di tanganmu. Kau merasa benar-benar
dekat dengan kekasih yang menyita hatimu. Andaikan waktu akan terus berada di
detik-detik seperti itu. Tapi ku ingatkan padamu jika kau dan aku sama sekali
tak mengerti apa yang terjadi pada menit-menit kemudian. Mungkin saja hatimu
akan tergores oleh nama perempuan lain yang diucap oleh mulut kekasihmu. Apapun
itu, aku hanya ingin hatimu tak lagi mudah terbakar. Aku ingin kau lebih
mempercayai kekasihmu. Sebab tahukah kau?
Jika kekasih yang paling mencintaimu adalah kekasih yang menikahimu. Kubisikan rahasia kecil ini padamu, agar
kelak kau menjadi perempuan yang bahagia.
okeee:)
BalasHapustulisan kamu keren.. :)
BalasHapusmakasii yaah:")
BalasHapus