Jumat, 26 Juli 2013

LUKA LAMA

Seperti yang kau lihat. Aku remuk. Seluruh hatiku kau bawa dan kau meninggalkan aku sendiri disini. Aku seperti kehilangan oksigen untuk bernafas. Kehilangan daya untuk bergerak. Kehilangan semangat untuk bertahan. Sayang, bagaimana bisa kau tetap baik-baik saja sementara kau menghancurkan aku disini. Bagaimana bisa kau mengucap bangga setelah meninggalkanku? Apakah kau bangga dengan ribuan air mata yang kujatuhkan untukmu? Apakah kau bangga dengan menghancurkanku? Manusia macam apa kau? Bagaimana bisa kau berlaku sejahat itu? Aku lihat seluruh mata memandang iba kepadaku. Mungkin mereka mengasihani aku. Mereka memandangku sebagai pengemis cintamu. Silahkan saja. Aku tak perduli orang lain berkata apa tentangku. Aku memang hancur saat kau pergi. Entah mengapa dunia terasa gelap seperti malam sepanjang waktu. Kau berhasil membuatku terjatuh. Kau berhasil mempermalukan aku di depan mereka. Kau BERHASIL Sayang!
                Apakah ini kebahagiaanmu? Apakah dengan menghancurkanku lantas kau merasa bahagia? Kau memang penguasa hatiku. Penguasa seluruh rasa. Aku tak perduli dengan ribuan hari yang telah berlalu tanpa kehadiranmu disini. Yang aku tahu, aku harus tetap bertahan dan melanjutkan hidupku. Aku menulis banyak sekali cerita tentangmu meski mungkin tak pernah kau baca. Mungkin kini ceritaku sudah menembus kotamu. Kota tempat bidadari cinta menyambung hidup. Selalu kubisikan pada sahabat-sahabatmu, Aku memiliki luka yang menguatkanku, luka yang kau buat, luka karena seorang perempuan terlalu jatuh cinta.
Dari luka itu, aku bercerita tentangmu, Sayang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar