Aku
bukan perempuan yang buruk rupa. Wajahku lumayan. Lumayan terlihat cukup cantik diantara teman-temanku.
Meski demikian, aku tak lantas memiliki percaya diri yang besar. Bagiku aku hanya
satu dari banyak perempuan-perempuan yang lebih istimewa. Aku sering takut
berda diantara orang-orang yang tidak kukenal. Aku sering berjalan menunduk.
Kurasa selalu ada yang terasa salah dari diriku. Entah apa, aku tak mengerti. Kudengar
beberapa lelaki memujaku. Aku perduli pada mereka walaupun tak tahu pasti harus
seperti apa aku menanggapi pujaan mereka. Menurutku, aku belum menemukan
seseorang yang benar-benar pas denganku.
Tidak
bereda jauh denganmu, Laki-laki yang istimewa. Kudengar beberapa teman wanitaku
memujamu. Aku selalu mengiyakan dan mendenga cerita mereka tentangmu meski aku
sendiri tak tahu apa yang sesungguhnya mereka puja darimu. Dua sahabatku pernah
dekat denganmu meski mereka berdua berteman.
Tapi sama saja kurasa, keduanya hanya dekat lalu tak ada cerita kelanjutanya
lagi. Iya, hanya sekedar dekat saja seperti yang sering kulakukan pada
lelaki-lelaki itu. Aku mencoba memposisikan dirimu sebagai aku. Mencoba
merasionalkan alasan mengapa kau sering dekat dengan banyak perempuan.
Sudah
kukatakan sebelumnya kau Istimewa. Profesimu mudah sekali dekat dengan
perempuan-perempuan cantik sekaligus mudah juga untuk menarik perhatian mereka.
Fotografer. Profesi yang sempurna bukan? Sama seperti kamera, kau memiliki lensa untuk melihat berpasang-pasang
mata terindah di dunia. Kau juga
memiliki flash untuk menebar
karismamu pada yang lain. Kau juga memiliki diafragma
untuk mengatur intensitas karismamu agar tak terlalu gelap namun juga tak
terlalu terang. Tentu saja kau juga memiliki shutter atau pembidik untuk membuat melumpuhkan ribuan pasang mata
terindah jatuh hati kepadamu.
Sangat
istimewa bukan? Tapi aku masih tak juga mengerti mengapa sahabat-sahabatku
jatuh hati padamu. Aku yakin alasan ini bukan sekedar karena keistimewaanmu.
Aku yakin kau memiliki hal lain. Hal yang lebih istimewa tentunya. Aku mencoba
mengamati semuanya ketika tadi aku bertemu denganmu. Dari sudut mata hingga
ujung kaki, tak ada yang terlewat. Mungkin kau tak merasa, tapi percayalah aku
melakukannya dengan seksama. Aku hanya ingin tahu, dari mana kau membuat
sahabat-sahabatku jatuh hati.
Aku
mendapatkan jawabanya. Jawaban yang
istimewa. Kau berbeda, itu alasan mereka meletakan hati padamu. Kali ini aku
benar-benar mengerti jika kau tak sama dengan lelaki kebanyakan. Dari cara
bicaramu, aku tahu lau bukan pembual seperti lelaki yang sering kutemui. Dari
pengamatanku, kau pekerja keras, saat kawan-kawanmu yang lain sibuk mengemis
uang mati-matian pada orang tuanya malah kau mati-matian bekerja. Istimewa
sekali bukan? Bila jawaban ini tidak kau setujui, kurasa kau tak berhak untuk
mengatur jawaban personal seseorang. Setiap orang sah-sah saja memiliki personal berbada, dan
ini adalah personalku. Jadi ini keistimewaanmu? Pantas saja kau membuat kawan-kawanku
meletakkan hatinya kepadamu.
Tapi
pengamatanku terhenti pada suatu titik di tanganmu. Apa itu? di tanganmu? Iya
di tanganmu. Kuharap aku salah lihat. Tapi aku yakin dengan pengelihatanku. Aku
sudah menyipitkan mataku dan melihat dengan detil bekas di tanganmu. Seperti bekas
sayatan yang dalam. Aku pernah mengenal seseorang yang suka menyayat kulitnya
sehingga aku benar-benar tahu mana bekas sayatan dan mana bekas goresan benda
lain. Aku mencoba merasionalkan pikiranku. Apakah mungkin laki-laki yang sangat
istimewa sepertimu memiliki bekas seperti itu? Siapa yang membuatnya? Apakah
kau? Apakah laki-laki seistimewa kau pernah dirundung duka yang membuatmu hingga
melakukan hal seperti itu? Kau menyadari pengamatanku, kemudian dengan sigap
kau menutup lenganmu,
“
Kamu lihat apa?” Tanyamu,
“Eng..
enggak.. nggak lihat apa-apa” Jawabku gugup.
Hai lelaki istimewa. Tak perlu
kau sembunyikan. Kurasa luka tak hanya milik manusia tak sempurna, tapi juga manusia
istimewa sepertimu. Luka berhak tumbuh dimana saja bahkan dihatimu. Untuk itu,
kuberi tahu kau, Jika banyak wanita yang jatuh hati padamu. Jika banyak sekali wanita
yang meletakkan hatinya di tanganmu. Kau
sangat istimewa. Kau bisa menjadi pemegang belati untuk banyak hati wanita
cantik. Tetap berbaik hatilah, jangan kau buat luka yang melintang di hati
mereka. Ku beritahukan ini padamu karena kau benar-benar istimewa.
Oh My Lord..!!
BalasHapusTerimakasih kepada Annisa Elianti pemilik blog http://nisalianti.blogspot.com/ Atas tulisan Kamera Istimewanya. Ketikan mu membuat orang senang, meski hanya Fiksi, setidaknya ku merasa sedikit lebih istimewa.
Kau juga begitu Istimewa.
=D thanks dudah dibaca =D
BalasHapus