Minggu, 15 Januari 2017

SURAT UNTUK MELLA



Aku tulis ini untuk Mella.
Hai cantik, bagaimana kabarmu? Aku dengar kau sedang mempersiapkan pernikahanmu. Semoga selalu diberi kelancaran dan kemudahan. Semoga tak lagi diberi yang seperti cobaan yang seperti -aku- dalam hari-hari menuju pernikahanmu juga setelahnya.
Bagaimana kebayamu? Sudah di jahit dan di pasang payet yang cantik? Bagaimana undanganmu? Sudah di cetak? Bagaimana catering untuk pernikahanmu? Sudah di pesan? Ah tidak. Kau tak perlu menjawab pertanyaanku yang berkelit.  Bagaimana kekasihmu? Ini saja yang ingin kutanyakan. Yang itu.. yang akan menikahimu. Sudah lebih setia dari sebelumnya? Kuharap memang tak akan ada yang seperti –aku- lagi dalam hidupnya. Dalam cinta antara kamu dan dia.
Lancang sekali. Bagaimana bisa seorang penggoda* mungkin begitu kau menyebutku. Berani menuliskan sepucuk surat untuk Mella. Mella, iya. Dia kekasih dari laki laki yang raganya kucuri beberapa malam bersamaku.
Kekasihmu itu baik. Laki-laki yang sabar, entah bagaimana dia bisa melakukanya bersamaku dulu. Bagaimana bisa dia bermain hati yang lain dibelakang kekasih hati yang baik sepertimu. Seperti yang aku tahu, dia penikmat kopi dan segala filosofinya. Laki-laki itu menjaga sholatnya, menjaga perkataanya, dan yang lebih penting dia menjaga hatimu, ragamu, agar tidak tersentuh olehnya hingga dia menyentuh raga dan hati lain untuk bercumbu.
Dia sangat baik. Aku dan dia hanya bercerita bermalam-malam mengenai apa saja. Dia teman yang baik. Dan lucunya lagi, dia melihatku sebagai dunia baru. Penuh trik dan permainan yang mungkin membuatnya tertarik. Dia teman yang baik untuk bermain. Aku menikmati semua permainan itu dan mungkin dia juga. Aku tahu banyak hal darinya, dia pintar, dia memiliki teman-teman yang… juga bisa kuajak bicara.
Mella, hidupku disini terlalu sepi. Hatiku berhamburan karena kekasihku yang dulu dan tak tentu harus kemana kulanjutkan berbagi hati selanjutnya. Aku pencinta yang setia sebetulnya. Aku benci permainan. Hanya saja aku tak menemukan hati siapapun di depanku untuk kusinggahi. Hingga tanpa sengaja kutemukan kekasihmu. Lalu kubagi sedikit hati ini dengannya. Kubagi sedikit malam-malam sepi ini dengannya. Maafkan aku. Aku hanya tak tahu jika dia adalah kekasihmu. Kekasih yang berjanji menikahimu.
Sepeti yang dikatakan orang-orang tua, selalu banyak ujian sebelum hari pernikahan. Dan mungkin… aku yang menjadi ujianmu dan kekasihmu. Aku bisa membayangkan apa yang kau rasakan ketika kau mengetahui apa yang sempat dilakukan kekasihmu di belakangmu. Maafkan aku, aku sama sekali tak bermaksud menyakitimu. Ketika aku tahu dia milikmu. Aku lepaskan, aku kembalikan kekasihmu utuh padamu.
Jadi untuk apa aku tulis surat ini sejujurnya, untuk meminta maaf padamu Mella, dan untuk mengucapkan selamat dengan hatimu dan kekasihmu yang luar biasa kuat untuk bersama. Aku merasa lega melihat foto-foto pre wedding kalian yang berhamburan di media sosial. Aku bahagia kalian tetap bersama. Aku bahagia aku tak sampai menghancurkan cinta antara kamu dan kekasihmu. Sekali lagi maafkan aku Mella.
Mella mella mella.. aku bahagia dengan pernikahanmu.
Mella tahukah kamu? kekasih yang paling mencintaimu adalah kekasih yang menikahimu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar