Rabu, 23 Mei 2018

RUMAH

Bagian 1

Ditemani dengan mie instan super lembek ku kali ini, masih dengan cerita aneh yang kali ini benar benar tak dapat ku mengerti. Apa maksud dibalik semua ini. Apa hikmahnya?

Sedih. Kacau. Bingung.  Allah tuhanku, yang benar saja aku harus tinggal berdekatan dengan tukang jagal itu. Dia sangat jahat. Masih lupa apa yang dia lakukan padaku dan clara dulu? Ingat saat clara diperutku dan aku tak berhenti menangis karenanya. Dia memotong tali plasenta Clara. Clara tidak bisa bernafas bahkan sesak. Clara tak bisa makan dan minum berhari hari. Clara bersedih. Lalu tukang jagal itu tak perduli. Justru aku yang disalahkannya. Katanya aku tak bisa menjaga Clara.  Padahal siang malam aku mendoakannya. Agar sedikit saja darah darinya yang mengalir untuk Clara. Aku benci tukang jagal itu. Demi tuhan, aku benci. 

Sudah. Aku sudah lelah menceritakan kejahatannya. Tanpa aku bilangpun rasanya Danu sudah mengerti. Siapa Danu? Siapa tukang jagal itu? Kujelaskan nanti. Aku benci mengakuinya. 

Tuhan tau, aku perempuan yang baik. Hanya saja jika sekali orang menyakiti aku bisa mengeras seperti batu selamanya. Padanya. Entah.. Aku tak mengerti. Kenapa.. Aku dan Clara hanya tinggal sepetak berjarak dari tukang jagal itu? Tuhan.. Apakah aku harus menghabiskan seumur hidup bersedih dan ketakutan? Clara menghiburku, tersenyum. Bicara panjang lebar yang intinya dia berjanji tak akan bermain dengan siapa saja yang melukai ibunya. Clara terlalu baik. Bukan aku yang menjaga Clara, tapi Clara yang menjagaku. 

Malam masih hangat, bahkan gerah seperti sebelumnya. Aku tak tahu bagaimana bicara pada bintang. Atau pada Clara. Atau pada Danu. Ah kalian, Danu Clara, tanpa kukatakan pun kalian tahu apa yang kurasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar