Tampilkan postingan dengan label fanisalianti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fanisalianti. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Maret 2011

ALEX

Suatu hari di malam yang gelap saat hujan akan turun. Jesika tak bisa pergi ke danau untuk menemui Alex, kekasihnya. Ibu memanggil Jesika malam itu. Ada lelaki yang akan meletakkan hatinya di hati Jesika. Ibu dan Ayah setuju. Bahkan, esok pagi kabarnya lelaki itu akan kerumah Jesika dan melingkarkan sebuah cincin ke jari manis Jesika. Wajah Jesika memucat. Tidak. Ini tidak mungkin. Hati Jesika telah hilang dibawa Alex. Dan hati Alex kini yang ada di dalam dadanya.
Jesika berlari. Di dalam hujan yang lebat Jesika menangis. Menuju danau. Tempat Jesika dan Alex biasa bertemu. Tapi Alex tak ada disana. Alex menghilang. Jesika, mencari wajah Alex yang sangat ingin ditemuinya saat ini. Bibir Jesika bergetar. Dingin dan takut.
Sesosok tubuh memeluk Jesika dari belakang.
“Alex?” Ucap Jesika mencoba menerka sosok tersebut.
Tubuh itu mengeratkan pelukannya di tubuh Jesika. Jesika menangis. Lega. Saat ini ia masih dapat bertemu dengan Alex. Mendapatkan pelukan Alex yang mungkin esok tak akan di dapatkannya lagi.
Dengan gugup diiringi cucuran air mata, Jesika menceritakan semuanya kepada Alex. Aku ingin bersamamu selamanya, kata Jesika putus asa. Sayap Alex berkepak, air mukanya sendu. Kita tak mungkin bisa selamanya bersama, Jesika. Kau tahu kita berbeda, dan orang tuamu pasti tak akan bisa mengerti. Kembalilah pada Ibumu, dan letakkan hatimu di hati lelaki itu.


Sebelum Jesika menjawab, Alex lenyap. Jesika menangis. Sekelilig danau menjadi gelap. Tak ada lagi cahaya para peri seperti Alex. Jesika menundukan wajah, berjalan gontai. Menembus gelap, menuju ke tepian danau.
Tahun tahun berlalu, Jesika masih sering datang ke hutan untuk menemui Alex. Ia sering bertemu peri peri yang lain. Yang lebih indah. Yang lebih menawan. Tapi tak ada yang seperti Alex. Jesika bukan mencari peri yang lebih indah. Ia hanya mencari Alex. Hanya Alex.
Hingga akhirnya, Jesika mendengar berita dari peri lain, jika Alex telah mati. Alkisah, Alex merobek sayapnya sendiri sehari setelah pertemuan terakhirnya dengan Jesika. Kemudian Alex menenggelamkan kedua sayapnya ke dasar danau. Tak lama kemudian Alex jatuh sakit. Dan mati.
Jesika menangis mendengar cerita kematian Alex. Hati Jesika berada di dada Alex. Dan Alex membawanya mati. Dan kini hanya ada hati Alex yang ada di dada Jesika. Hanya itu yang ia miliki. Tanda cintanya bersama Lexa. Kekasih yang selalu hidup di hatinya.

Alex, aku mencintaimu.
Jesika.

Sabtu, 26 Februari 2011

cintaku sakit

Cintaku sakit. Cintaku terluka. Ia kata ia sakit. Ia kata ia rindu. Ia kata seseorang menjatuhkan duri kedalam hatinya. Kemudian duri itu mengoyak hatinya. Membuatnya patah. Remuk. Hancur.
Lalu cintaku menyendiri di atas gunung himalaya. Dimana udara masih sangat segar. Dimana udara mampu masuk kedalam rongga dadanya dan memberikannya puluhan kubik oksigen untuk bernafas.
Cintaku berkata bahwa ia sedikit lebih baik. Tapi kata beda dengan nyatanya. Aku genggam tangannya. Aku jumpai tangan dingin sedingin mayat. Aku sentuh hatinya. Aku jumpai hati rusak yang terkoyak.
Lalu aku memeluknya, mencoba menenangkan dengan sedikit udara segar yang tersisa dari dalam dadaku. Tapi rupanya ia tak mampu merasakan. Bahkan ketika aku menelisik kedalam matanya. Aku hanya menjumpai tatapan kosong yang melayang entah kemana.
Melayang ke sejuta mungkin yang menakutkan.
Mungkin esok ia mati. Mungkin esok ia akan terluka lagi.
Cintaku meringkuk. Lelah. Raganya terlalu lemah untuk berada di pelukanku. Aku membiarkannya terbaring. Menunggunya terlelap tanpa banyak berucap lagi.


hai cintaku,
aku akan selalu berdoa untukmu sayang..
agar tak ada lagi seseorang yang menyakitimu.
agar tak ada lagi seseorang yang membuatmu luka.
agar kau selalu tersenyum.

hiduplah di hatiku sayang,
temani aku.
hiduplah bersamaku.
dan aku akan selalu menjagamu.
tak ada seorangpun yang akan mematahkanmu.
aku menyayangimu.
lebih dan lebih.

Jumat, 25 Februari 2011

CINTA MATI

Jangan pernah mengkhianatiku. Terpikir sedikitpun jangan. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpamu. Aku tak akan membagimu untuk yang lain. Harusnya kau tahu itu..
Sayang... sayang sayang...

Lihatlah ke arahku. Tatap aku. Aku kekasihmu. Yang dulu. Yang sekarang. Yang nantinya akan rela mati untukmu. Lihat semua. Sekian banyak hari yang telah kita lalui. Kau disisiku. aku disisimu. Kita membangun kuil cinta kecil diantara kita. Hanya boleh ada aku dan kamu disana. Kita akan duduk berdua. Lalu tuhan akan menikahkan kita. Kita akan membangun sebuah kebahagian disana. Kebahagiaan yang mungkin ukurannya seratus kali lebih besar dari kuil yang kita miliki.

Mendekatlah kemari. Tatap mataku. Dengarkan suara mungilku. Aku takut siapapun memungutmu dariku. Aku takut kau memeluk yang lain. Aku takut kau menciumnya. Kemudian kau membagi cintamu dengannya. Aku takut sayang...

Kuharap kau setia disampingku. Genggam tanganku. Terus. Jangan lepaskan. Jangan biarkan siapapun melepaskannya. Kau miliku. KAU MILIKKU.
Dan selanjutnya. Akan aku serahkan semua yang kumiliki padamu. Ambil sayapku sayang. rengut keindahanku. Aku rela memberikan segalanya untukmu asalkan kau tetap disampingku. Asalkan kau tetap bersamaku.
Lalu waktu berputar bagai belati, menyakitkan.
Kau mengkhianatiku. Kau mencintai yang lain. Aku sakit. Aku merasa sakit yang luar biasa. Entah dengan kata apa aku harus mengungkapkannya. Saat aku tertidur. Diam-diam kau turun dari ranjang. Kau pergi keluar kuil. Menemui seseorang lain yang mungkin saja menggodamu.

Kau memeluknya. Mencium bibir mungilnya. Tuhan... apa yang aku rasakan? Ini sakit.
Aku membuntutimu. Melihatmu melakukan semuanya didepan mataku. Air mataku menetes. Kau tahu, tapi kau tak perduli. Terus saja kau lanjutkan kesibukanmu bercinta dengan wanita itu. Hatiku mendidih. Darahku seolah naik ke ubun-ubun. Aku ingin membunuhmu. Aku ingin kau mati. Aku ingin kau tak mencium yang lain. Aku ingin kau HANYA UNTUKKU.


Kenapa kau tak hanya melihat ke arahku sayang?
Kau terdiam. Menelan sejuta rahasia yang ada dalam mulutmu. Jadi begini caramu membalas cintaku? Tidak. Kau tak akan pernah bisa meninggalkanku. Kau tak akan lolos semudah itu.

aku memiliki semua yang kau inginkan.
peluk aku sayang...
peluk aku.
datang padaku.
lalu aku akan mengurungmu.
aku akan membutakan matamu jika kau melihat yang lain.
aku akan membunuhmu jika kau meninggalkanku.

jangan pernah mengkhianatiku sayang.
aku mencintaimu..
aku pengantinmu.
cintai aku saja, atau kau MATI.

Minggu, 30 Januari 2011

SAYAP CACAT: malaikat awan

SAYAP CACAT: malaikat awan: "Tatap mataku. Rasakan rasa sakitku. Aku takut selamanya hidup di negri awan. Segala sesuatunya terbentuk dari awan. Semua makanannya terbuat..."

malaikat awan

Tatap mataku. Rasakan rasa sakitku. Aku takut selamanya hidup di negri awan. Segala sesuatunya terbentuk dari awan. Semua makanannya terbuat dari awan. Sementara ayah dan bundaku berada jauh dari awan.
Lihat bunda...
Aku janin mungil bunda yang kini tumbuh dewasa.
Tuhan tidak mengirimkanku kekasih hati disini.
Ia bilang, aku hanya boleh berbagi kasih dengan bunda dan ayah.
Ayah dan bunda..
lalu tuhan memberiku sepasang sayap putih.
Hanya saja sayap itu akan lenyap ketika aku turun ke dunia..
Lalu aku jatuh.
Dan mati.



Lihat ayah, lihat bunda.. aku selalu merindukanmu disini. Air mataku tak lagi mengalir seperti saat aku kecil. Aku lelah menangis merindukanmu. Hingga kini yang aku punya hanya senyum dan senyum. Senyum palsu. Senyum dusta. Ohh maafkan bunda, aku terlalu lemah untuk berdiri disini jika aku terus merindukanmu dan menangis.
Suatu ketika, peri awan datang padaku. Ia datang dengan hadiah. Aku gembira. Barang siapa tak gembira bila di jumpainya wanita cantik yang datang padanya dengan membawa hadiah. Peri awan membelaiku,
“ini untukmu..”
“apa ini?”
“baju putih yang dijahitkan Bunda untukmu..”
“Bunda mengingatku?”
“yaa.. tentu. “
“bagaimana keadaanya? Dia bahagia?”
“iya, dia bahagia. Dengan ayahmu.. “
“dengan ayahku? Lalu apakah mereka memiliki anak?”
“iya mereka punya,”
“siapa namanya”
“sama seperti namamu, Anna”
“tentulah dia cantik dan bahagia.. “
Nada bicaraku merendah. Hai sayang, dua kekasihku yang ada di dunia, ayah dan bunda... aku mencintai kalian. Lebih dari apapun. Aku bahagia mendengar kalian bahagia disana. Kalian memiliki seorang gadis disana. Bernama sama sepertiku, Anna. Lalu apa yang aku rasakan selanjutnya, ayah bunda.. aku cemburu. Harusnya aku ada disana bukan? Bersama ayah, bunda, dan Anna adikku. Harusnya bunda tidak memaksaku pergi terlalu cepat. Andai ayah dan bunda telah dewasa ketika aku hadir diantara kalian. Pastilah aku bernasib sama seperti adikku. Disayangi dan dicintai. Memiliki keluarga. Dapat merasakan jauh cinta, pada kelian berdua. Pada pangeranku, yang mungkin tuhan kirimkan di dunia.
Tapi apa daya. Aku mati. Aku raib. Jauh sebelum aku dapat membuka mata. Waktu itu kandungan bunda berusia tiga bulan sepuluh hari bukan? Ya aku ingat. Peri awan yang selalu menceritakannya padaku. Peri awan berkata, saat awal aku ditemukan, aku terlalu lemah untuk menhirup udara. Lalu disusupkannya aku kedalam rahimnya, dan enam bulan kemudian aku terlahir.
Lalu tujuh belas taun kemudian. Aku dewasa. Aku menerima hadiah yang bunda kirimkan dari dunia,
Hai bunda, hai ayah... aku tak pernah membenci. Aku mencintai kalian lebih dari apapun.

Sabtu, 23 Oktober 2010

KUPU KUPU

Hai kekasih,

Taukah? Aku menyukai genggaman tanganmu.
Rasanya-...
Sangat menenangkan,

Aku tak akan menyanjungmu lagi sayang,..

Tapi jujur kukatakan, kamu manis sekali.

Bersiaplah saja untuk kupu-kupa yang akan menggodamu,
Kupu-kupu ini sederhana,
Tak punya sayap berwarna terang.

Hitam yang mengotori. Ucapmu pertama kali melihatnya.

Entah apa yang membawamu,
Kamu memungutnya.

Kemudian merawatnya,
Dan membuat sayap kupu-kupu itu berubah secara ajaib menjadi berwarna.

Kupu-kupu itu memandangmu sayang,

Ia berkata,
”aku menyukaimu. Bolehkah aku.....” kupu-kupu memutus pembicaraannya yang belum selesai.

”aku apa?” tanyamu.

”aku menciummu?” tanya kupu-kupu itu.

Kau menertawakannya. Kupu-kupu kecewa. Ia tahu, kau tak akan menciumnya.

Lalu kau menatap matanya. Kupu-kupu mendongak. Memperlihatkan sorot matanya yang jatuh cinta kepadamu.


”aku tak ingin kata-kata..” ucapmu.
”maksudmu? Aku tak mengerti..” kupu-kupu bingung.

Kau memegang dahu kupu-kupu itu dan menariknya maju ke depan wajahmu.

Hanya berjarak lima senti.

”kenapa kau ingin menciumku?” tanyamu.
”aa...aa..ku...”
”aku mencintaimu,” jawab kupu-kupu.

”kalau benar itu yang kau rasa, lakukan apa yang kau inginkan,”katamu.
”sungguh?” tanya kupu-kupu.
Kau mengangguk.
Dan kupu-kupu menciummu.

Taukah? Kupu-kupu itu adalah diriku..
Yang mencintaimu hingga waktu berhenti untukmu dan aku.

Tak akan terganti,
Selamanya begitu.

.Fanisalianti.
Hai kekasih,

Taukah? Aku menyukai genggaman tanganmu.
Rasanya-...
Sangat menenangkan,

Aku tak akan menyanjungmu lagi sayang,..

Tapi jujur kukatakan, kamu manis sekali.

Bersiaplah saja untuk kupu-kupa yang akan menggodamu,
Kupu-kupu ini sederhana,
Tak punya sayap berwarna terang.

Hitam yang mengotori. Ucapmu pertama kali melihatnya.

Entah apa yang membawamu,
Kamu memungutnya.

Kemudian merawatnya,
Dan membuat sayap kupu-kupu itu berubah secara ajaib menjadi berwarna.

Kupu-kupu itu memandangmu sayang,

Ia berkata,
”aku menyukaimu. Bolehkah aku.....” kupu-kupu memutus pembicaraannya yang belum selesai.

”aku apa?” tanyamu.

”aku menciummu?” tanya kupu-kupu itu.

Kau menertawakannya. Kupu-kupu kecewa. Ia tahu, kau tak akan menciumnya.

Lalu kau menatap matanya. Kupu-kupu mendongak. Memperlihatkan sorot matanya yang jatuh cinta kepadamu.


”aku tak ingin kata-kata..” ucapmu.
”maksudmu? Aku tak mengerti..” kupu-kupu bingung.

Kau memegang dahu kupu-kupu itu dan menariknya maju ke depan wajahmu.

Hanya berjarak lima senti.

”kenapa kau ingin menciumku?” tanyamu.
”aa...aa..ku...”
”aku mencintaimu,” jawab kupu-kupu.

”kalau benar itu yang kau rasa, lakukan apa yang kau inginkan,”katamu.
”sungguh?” tanya kupu-kupu.
Kau mengangguk.
Dan kupu-kupu menciummu.

Taukah? Kupu-kupu itu adalah diriku..
Yang mencintaimu hingga waktu berhenti untukmu dan aku.

Tak akan terganti,
Selamanya begitu.

.Fanisalianti.

Kamis, 14 Oktober 2010

UNTUK PEREMPUAN SETAN

“Sekarang semua orang meninggalkan kamu. Mau bilang apa kamu sekarang? Mau nyalahin aku atas perginya mereka? PERCUMA. Semua orang juga sudah tau, gimana buruknya sikap kamu’

14.2.10.
Kamu memiliki sebuah sayap. Lebih indah dari yang ku miliki. Aku heran, kenapa sayap se indah dia mau menemanimu? Apa yang memberatkannya padamu? Kamu cantik? Tidak. Kamu baik? Kurasa juga tidak.

Selanjutnya aku yang bermain-main dengan cintamu. Haha. Aku menyukai sayapmu. Aku mendekatinya. Padahal,, aku juga memiliki sayap. Yang tentu saja mengenal sayap yang kau miliki. Aku mencintai sayapmu. Aku merebutnya darimu untuk pertama kali. Aku salah…. Iya.
Tapi.. sayap yang ku rebut itu, kembali padamu. Dia bilang, dia sangat menyayangimu. Hahaha. Persetan! Sayang? Terserahlah.
Tapi harus ku akui : ternyata sayapmu itu…mngajarkan padaku. Bahwa cinta bukan sekedar penilaian fisik semata.
Aku melepaskannya. Dan aku sama sekali tak pernah mengunjungi sayapmu.

1.4.10
Aku hanya setia pada sayapku. Itu yang kurasakan. Hanya dia yang baik padaku. Sementara kawan-kawanmu yang lain menjauhiku tanpa memberitahu apa alasannya. Kenapa? Apa yang salah? Sudahkah kedokku terbongkar di luar sana. Sudahkah aku di cap sebagai perebut? Entahlah. Jika iya. Mengapa sayap ini masih menemaniku… betulkah ia tak mengerti apa-apa?

2.5.10
Sedikit banyak aku berubah. Haha. Kesendirian tanpa kehadiran kalian yang merubahku. Aku merasa seperti di penjarakan dalam kehidupan tanpa sel. Aku mencoba baik padamu. Berhasil. Akhirnya kau menerima kebaikan itu. Seperti tak ada yang terjadi sebelumnya.

Akhirnya aku mendengar bila sayapmu itu meninggalkanmu untuk perempuan lain. Aku kasihan padamu… dia selingkuh? Iya. Mungkin.
Dia tergoda , itu yang dapat aku simpulkan tanpa aku harus bertanya pada siapapun.

Aku mendekati sayapmu. Datang sebagai teman. Aku tak ingin merebutnya lagi. Aku ingin lebih baik kali ini.
Dan ku tanyakan tanpa menyalahkan tentang mengapa ia meninggalkanmu. Ia bilang : hanya aku yang tidak menyalahkannya.. ketika semua orang menilainya sebagai sayap paling brengsek di dunia.

Alasanku tidak menyalahkan bukan karena aku menyukainya. Namun karena aku tau : bagaimana hati orang yang dinilai kuat, dan selalu saja menjadi tersangka dalam setiap masalah.
Aku memahami. Karena itu yang dilakukan semua orang padaku. Ketika aku di salahkan karena orang yang lebih lemah menangis di sampingku.
Kalian tau? Sesungguhnya yang lebih lemah itu yang menyakiti…

30.5.10
Sayapmu. Dia,. Memutuskann hubungannya denganmu.

Aku masih baik-baik saja dengan sayapku. Hingga akhirnya : sayapku mengatakan. Ia pernah menyukaimu. Dulu. Dan melepasmu hanya karena sayapmu juga menyukaimu.
Apa yang ku rasakan : sakit.
Dan akhirnya aku juga tau. Selama ini Kamu terus dekat dengannya. Dibelakang mataku.
Ketika aku terlelap. Dan ketika aku… tengah disibukkan dengan masalah.

Pantas saja aku merasa. Sayapku tidak benar-benar mencintaiku..
Benar adanya. Dan ternyata kamu di balik semuanya.

2.6.10

Aku juga sudah mengatakan pada sayapku tentang perselingkuhanku dengan sayapmu..
Ia menangis. Merasa sebagai orang yang benar-benar sakit. Aku ingin tertawa sekarang..
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.

Katakan! Siapa yang lebih sakit di sini?
Sayap yang pernah di duakan?
Atau perempuan yang di tipu sekian lama dalam hubungannya.
Perempuan yang ternyata TIDAK DICINTAI oleh pasangannya.
Sama sekali.

Namun lagi-lagi.. aku yang tampak lebih kuat ini disalahkan. Baiklah. Teruslah menyalahkanku.

7.6.10
Aku bercerita pada mantan sayapmu. Mantan Sayapmu mendengarku.. kondisi yang nyaris sama. Di hujat oleh semua orang di sekitar. Disalahkan tanpa didengarkan.
Bisakah yang menyalahkan itu membika mata? Dan melihat : siapa yang sesungguhnya disakiti disini.
Sayapku dan kamu. Bukan korban hati yang sebenarnya.

10.6.10
Aku memutuskan sayapku. Percuma menjalani hubungan tanpa cinta.
Ini untaian. Aku memutuskan untuk menjauhimu. Tapi kau bilang dalam catatanmu: aku plin plan.
Terserah.
14.6.10
aku mengenalkanmu pada yang lain. Namun,,, kau malah bercerita tentang keburukanku padanya. Hingga ia. Sangat dan sangat membenciku. 

15.6.10
Aku menyerahkan semuannya pada awan, 
biarkan angin menerpanya.
semua duka yang ada. 
sakit yang ada..
kuharap hilang.

dan ini pertama kali dalam hidupku.
aku tak ingin menyakiti. lagi

Rabu, 13 Oktober 2010

kepada nona Ling yang telah pergi

terlalu muda untuk senja bersuara.
nona Ling masih tetap cantik dan rapi seperti biasanya.
tapi waktu telah memanggilnya.
beberapa hari setelah ke enam belas tahun usianya.

pagi ini tanpa nona Ling,
kondisi kelas yang riuh tampak berbeda.

tak ada lagi teriakan mungil yang menggema.

begitu juga di kediaman nona Ling,

tampak hening.
hanya ada karangan bunga di sini sana.

isak tangis sesungguhnya masih ada. hanya saja sengaja di sembunyikan oleh dewa.

nona Ling yang mendahului.
selamat jalan.

Sabtu, 02 Oktober 2010

S A T U S A Y A P (part 1)

semua yang aku tulis, aku persembahkan untuk malaikat yanng ada di sampingku.

"inikah yang kau sebut dengan sayang? mengejekku! memukulku! dan terus menggunjingku di antara kawan kawanmu yang tampak sempurna itu!"

air mataku meleleh. membanjiri wajah. dan ini- bukan yang pertama kali.

"oke! iya! aku yang salah! tidak seharusnya aku berbuat seperti itu bukan? itu kan maumu!?"
kau berbalik murka.

ini yang kau sukai dariku.
kelemahan. kebodohan. dan kerelaan perasaanku untuk selalu kau hancurkan.

"izinkan aku pergi.." ucapku.
aku menjauh dari ragamu.

kau meraih tanganku.
"ku mohon jangan..." katamu.

"kenapa? aku selalu kau sia-siakan bukan? aku tak lebih dari boneka yang menyayangimu."

"ku mohon.. tatap mataku!"
aku menoleh. menatap dalam bola matamu.
dan kau juga begitu.
seolah-olah ketulusan cinta yang selama ini aku ragukan kau persembahkan detik ini.

ketulusan apa?
matamu selalu membuatku meluluh dan mempercayaimu!
mata jahanam!
mata setan, kau selalu bisa melakukannya!


"aku menyayangimu. jangan pergi.." pintamu.
aku masih kaku.
tak mengeluarkan sepatah kata pun untukmu.

"masih mau kan kau bersamaku?" tanyamu.
aku tetap kaku.
seperti boneka yang tak berdaya.

tak ada perlawanan.
mata setan yang ajaib.
selalu bisa mencairkan kemarahanku.

kau memelukku.
dengan ragaku yang masih kaku.

sebenarnya...
di pelupuk sana..
butiran air mata masih mencair.
"Sayang... aku ingin pergi darimu!"

30 hari

Ini ke tiga puluh hariku bersama malaikat terindah.

Semua masih menyenangkan.
Hingga kau membaca buku harianku malam ini.

Disana tertulis tentang orang yang ku kagumi.

'siapa?' tanyamu.
'bukan siapa2.' jawbku .

Kau menelisik kedalam mataku.
'bohong!' ucapmu.
'nanti juga kamu tau,' ucapku.
'nanti kapan? Aku tak butuh nanti,aku butuh sekarang!' kau membentak.

e g o i s!


aku tercenang. Tak mempercayai bila yang membentakku tadi adalah kamu.

'aku tak butuh tau lagi siapa orang yang kau maksud dalam buku ini!!!'
kau naik pitam. Kemudian melemparkan buku itu ke lantai yang basah.
Selanjutnya kau pergi entah kemana.

Aku masih terpaku di tempatku.
Masih memandangi buku itu.
Kemudian maju beberapa meter,
dan aku memungutnya.

'tulisannya luntur,' ucapku sambil menangis.

Aku berusaha mengeringkan buku itu dengan bajuku.
Memperbaiki sedikit demi sedikit.
Susah.
Dan masih di temani air mata.

kau tau sayang?
aku tak pernah menuliskan siapapun di buku itu selain kamu.
Aku tak ingin menuliskan yang lain,
semua hanya tentangmu .
ten-tang-mu,'

aku sudah berusaha memperbaiki buku itu.
Tapi. Tak bisa.
Tulisanya
luntur.meluber kemana mana.

aku pasti bisa memperbaikinya!
Tapi.. Argggh! Aku menyerah.

Ini benar2 susah..

Air mataku semakin meleleh.
Aku menjatuhkan buku itu.
Kemudian berlari ke luar.
Membasahi tubuhku dengan hujan.
Aku menangis dalam hujan.

2jam kemudian..

tubuhku mulai menggigil.
Dingin-
ya aku tau . Tapi aku tak ingin berteduh.

Seseorang menghampiriku di tengah hujan.
Membawakan payung yang cukup besar untuk melindungiku dari hujan.
Orang itu; kamu.

Kau merangkulku.
Membawaku ke tempat yang lebih teduh.

Kau menyeduhkanku secangkir kopi di sana,.

aku belum berkata apapun padamu.
Aku menunggu-kau yang memulainya.

Beberapa saat kemudian,
'ma'af,,aku tadi emosi..' ucapmu.

Aku memandangmu,

Kemudian tersenyum.
'nggak papa, udah jangan di bahas lagi..' jawabku.

'tapi, siapa orang yang kau tulis dalam buku diary itu? '
haha. Kau masih penasaran.

'kenapa memangnya? Ada yang salah?'

'tidak tapi aku...'
kau memutus pembicaraanmu.

'aku apa?'
'aku ...cemburu,' jawabmu.

Aku tersenyum..
Dengan raut cekikikan memandangmu.

'baiklah aku akan memberi tahumu..'

'siapa?'

aku tersenyum,
'kamu' jawabku kemudian.

Pipimu memerah . Aku tau, kau malu.:).

"benarkah?" tanyamu.
'benar, maka itu jangan pernah meninggalkanku!'
'aku berjanji.. Kau tau 2 jam yang aku lalui tanpamu tadi benar2 sepi.., aku tak bisa tanpamu,' ucapmu.

"begitu juga aku,"
ucapku.

Kau memelukku. Membiarkan hujan menyaksikannya.http://www.facebook.com/notes.php?id=1786266141&notes_tab=app_2347471856#!/?ref=home